Lihat ke Halaman Asli

Zahra Raudhah

UIN sunan Gunung djati bandung

Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Aspek Kurikulum Teori Hasibuan

Diperbarui: 5 Desember 2024   13:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Manajemen Sumberdaya Manusia Dalam Aspek Kurikulum 

Teori Hasibuan

Oleh Zahra Raudhah Zannah

Mahasiswa Semester 5 Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Uin Sunan Gunung Djati Bandung

Kurikulum dalam konteks pelatihan dan pengembangan karyawan adalah serangkaian program pendidikan dan pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan. Menurut Hasibuan, kurikulum harus:

Pertama, Relevan dengan Kebutuhan Perusahaan

Materi pelatihan yang relevan dengan kebutuhan perusahaan adalah aspek krusial dalam pengembangan sumber daya manusia. Menurut Hasibuan, pelatihan harus disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dan perkembangan industri agar dapat memberikan manfaat maksimal. Proses analisis kebutuhan pelatihan (Training Needs Analysis) harus dilakukan untuk mengidentifikasi kesenjangan keterampilan karyawan dan menetapkan standar kinerja yang diharapkan. Materi pelatihan juga harus mencerminkan perkembangan industri terkini, termasuk adaptasi terhadap perubahan teknologi dan kepatuhan terhadap regulasi, agar karyawan siap menghadapi tantangan masa depan. Pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan melalui berbagai metode, seperti on-the-job training, pelatihan formal, atau e-learning, dan harus diikuti dengan evaluasi efektivitas untuk memastikan bahwa investasi dalam pelatihan memberikan hasil yang sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.

Kedua, Berbasis Kompetensi

Pendekatan berbasis kompetensi dalam pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia menekankan pentingnya pengembangan keterampilan dan pengetahuan yang spesifik untuk mencapai sasaran organisasi. Dengan mengidentifikasi kompetensi kunci yang diperlukan untuk setiap posisi atau fungsi dalam perusahaan, organisasi dapat merancang program pelatihan yang terfokus dan sesuai dengan kebutuhan strategisnya. Hal ini tidak hanya memastikan bahwa karyawan memiliki kemampuan yang relevan untuk menjalankan tugas mereka secara efektif, tetapi juga mendorong peningkatan kinerja individu dan tim. Selain itu, pendekatan ini membantu dalam menciptakan budaya pembelajaran berkelanjutan, di mana karyawan didorong untuk terus mengembangkan diri dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan kerja dan industri. Dengan demikian, pengembangan berbasis kompetensi menjadi alat strategis untuk mencapai keunggulan kompetitif bagi organisasi..

Ketiga, Fleksibel

Pendekatan fleksibel dalam pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia sangat penting untuk memastikan bahwa program yang dirancang dapat disesuaikan dengan perubahan kebutuhan dan kondisi pasar yang dinamis. Fleksibilitas ini memungkinkan organisasi untuk mengadaptasi materi pelatihan, metode pengajaran, dan jadwal pelaksanaan sesuai dengan tren industri terbaru, teknologi baru, atau perubahan regulasi yang mempengaruhi cara kerja. Dengan demikian, karyawan dapat Terus memperoleh terketerampilan dan pengetahuan yang relevan, sehingga meningkatkan kemampuan mereka untuk berkontribusi secara efektif terhadap tujuan organisasi. Selain itu, pendekatan yang fleksibel juga mendukung pembelajaran sepanjang hayat, di mana karyawan merasa didorong untuk terus belajar dan berinovasi, menciptakan lingkungan kerja yang responsif terhadap tantangan dan peluang yang muncul di pasar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline