Oleh Zahra Raudhah Zannah
Mahasiswa Semester 5 Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Uin Sunan Gunung Djati Bandung
Adapun proses pengembangan yang dikutip menurut hasibuan dalam buku manajemen sumber daya manusia mengenai sasaran. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang efektif di lembaga pendidikan sangat bergantung pada penetapan sasaran yang jelas. Tanpa sasaran yang terukur dan relevan, upaya pengembangan SDM bisa menjadi tidak terarah dan kurang memberikan dampak positif yang diharapkan.
Dalam konteks ini, penetapan sasaran yang tepat tidak hanya berfokus pada tujuan jangka panjang lembaga pendidikan, tetapi juga kebutuhan spesifik masing-masing individu dalam organisasi. Berikut adalah pembahasan lebih lanjut mengenai penetapan sasaran dalam pengembangan SDM di lembaga pendidikan. pandangan Hasibuan, terdapat dua jenis pengembangan SDM, yaitu: "pengembangan SDM secara formal dan secara informal", dilelaskan sebagai betikut:
Pertama, Mengidentifikasi Kebutuhan Jabatan atau Pekerjaan
Sasaran pengembangan SDM harus didasarkan pada pemahaman yang jelas tentang kebutuhan jabatan atau pekerjaan yang ada di lembaga pendidikan. Setiap jabatan atau peran memiliki tanggung jawab dan kriteria kompetensi yang berbeda-beda, baik itu untuk tenaga pengajar, staf administrasi, maupun pimpinan.
Misalnya, untuk pengajaran, seorang guru atau dosen perlu menguasai berbagai kompetensi, seperti penguasaan materi, metode pengajaran, keterampilan komunikasi, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan teknologi..
Kedua, Penetapan Sasaran yang Spesifik, Terukur, dan Realistis
Setelah kebutuhan jabatan dianalisis, sasaran pengembangan SDM perlu dirumuskan secara spesifik dan terukur, serta harus sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang tersedia. Beberapa pendekatan yang bisa digunakan dalam merumuskan sasaran yang efektif antara lain:
SMART Goals (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound): Sasaran yang baik harus jelas, dapat diukur, realistis, relevan dengan tugas yang dijalani, dan memiliki batasan waktu yang jelas.
Spesifik: Sasaran yang dibuat harus konkret dan tidak ambigu. Misalnya, "Meningkatkan keterampilan penggunaan teknologi pembelajaran dalam 6 bulan" lebih jelas dibandingkan "Meningkatkan keterampilan teknologi."