Lihat ke Halaman Asli

Zahra Qonita Salsabila

Mahasiswi Semester 2 di kampus Nurul Fikri

Memahami Rabies: Penyebab, Gejala, Pencegahan, dan Pengobatan

Diperbarui: 30 Juni 2023   18:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Belum lama ini beredar video viral di Internet, yang memperlihatkan seorang anak kecil terkena rabies karena digigit anjing liar.

https://vt.tiktok.com/ZSLSGPLUH/ 

Sebelumnya, apa itu Rabies?

Rabies adalah penyakit virus mematikan yang mempengaruhi sistem saraf pusat manusia dan mamalia lainnya. Ini terutama ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi. 

Rabies adalah penyakit zoonosis, yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Begitu gejala muncul, rabies hampir selalu berakibat fatal. Namun, dengan intervensi medis yang tepat waktu, penyakit ini dapat dicegah jika profilaksis pasca paparan segera diberikan. 

Rabies disebabkan oleh virus rabies, yang termasuk dalam keluarga Rhabdoviridae dan genus Lyssavirus. Virus ini biasanya ditularkan melalui air liur hewan yang terinfeksi. 

Paling umum, rabies ditularkan melalui gigitan anjing yang terinfeksi. Namun, itu juga dapat ditularkan oleh mamalia lain seperti kelelawar, rakun, sigung, dan rubah. Dalam beberapa kasus, penularan rabies dari manusia ke manusia telah dilaporkan, meskipun sangat jarang.

Lalu apa saja gejala yang mungkin terjadi saat terkena Rabies?

Gejala yang biasa terjadi di awal rabies mungkin termasuk demam, sakit kepala, dan kelemahan umum atau ketidaknyamanan. Seiring perkembangan penyakit, gejala yang lebih spesifik muncul, termasuk kecemasan, kebingungan, halusinasi, air liur berlebihan, kesulitan menelan, dan kejang otot. 

Pada tahap akhir penyakit, individu yang terkena mungkin mengalami kelumpuhan, gagal napas, dan akhirnya, kematian. Namun sebelum gejala gejala itu terjadi, ada yang dinamakan Masa inkubasi, Masa inkubasi untuk rabies bervariasi, ada yang dimulai dari beberapa hari hingga beberapa tahun, tetapi biasanya berkisar antara satu hingga tiga bulan. 

Selama waktu ini, virus bereplikasi di dalam tubuh tanpa menimbulkan gejala yang nyata. Begitu gejalanya muncul, penyakitnya berkembang pesat.

Karena itu pencegahan rabies sangat penting, dan ada beberapa langkah efektif yang dapat diambil:

  • Program vaksinasi reguler membantu mengendalikan penyebaran penyakit dan melindungi hewan dan manusia.
  • Pengendalian hewan: Hewan liar dan liar, terutama anjing, harus dikendalikan dan dijauhkan dari daerah berpenduduk. Langkah-langkah pengendalian hewan, seperti menangkap dan memvaksinasi hewan liar, membantu mengurangi risiko penularan.
  • Pendidikan dan kesadaran: Mendidik masyarakat tentang risiko rabies dan cara mencegahnya sangat penting. Kampanye kesadaran dapat membantu orang memahami pentingnya memvaksinasi hewan peliharaan mereka, menghindari kontak dengan hewan liar, dan mencari perhatian medis segera jika terjadi gigitan atau goresan.
  • Vaksinasi pra-paparan: Orang yang berisiko tinggi terpapar rabies, seperti dokter hewan, penangan hewan, dan pekerja laboratorium, harus mempertimbangkan vaksinasi pra-paparan. Rangkaian vaksinasi ini dapat memberikan perlindungan terhadap virus sebelum potensi paparan terjadi


Begitu gejala rabies muncul, penyakit ini hampir selalu berakibat fatal. Oleh karena itu, sangat penting untuk mencari perhatian medis segera jika Anda mencurigai Anda telah terkena virus. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline