Lihat ke Halaman Asli

Zahra Nurazizah

Universitas Pendidikan Indonesia

Penerapan Budaya Literasi untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa di SDN 1 Cintamanik

Diperbarui: 21 Agustus 2022   08:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Program kampus mengajar merupakan sebuah program, dimana mahasiswa yang terdaftar diberikan kesempatan untuk membantu para guru dan kepala sekolah dalam jenjang SD dan SMP di seluruh Indonesia yang terdampak oleh pandemi, khususnya pada  sekolah 3 T (daerah Terdepan,Terkecil dan Tertinggal. Program ini juga merupakan kebijakan dari program Kampus merdeka yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud). Dan salah satu sekolah dasar yang mengikuti program ini adalah SDN 1 Cintamanik, yang berlokasi di Kp. Cinta, Cintamanik, Kec. Karangtengah, Kab. Garut.

Dalam program kampusmengajar ini, mahasiswa dituntut untuk dapat berkolaborasi, membantu literasi dan numerasi, menjalankan program yang telah dirancang untuk membantu mengembangkan sekolah dan juga membantu daptasi teknologi dan juga administrasi sekolah tersebut.

Sejak covid-19 melanda, kurang lebih sekitar 2 tahun siswa dan siswi sekolah dasar melakukan pembelajaran secara daring. Tentunya untuk sekolah yang berada di daerah 3T ini, sangat terkendala dengan media pembelajaran yang diberikan, karena tidak semua orang tua memiliki alat komunikasi untuk menunjang pembelajaran secara daring. Selain karena fasilitas yang kurang memadai, kendala lainnya juga berada pada jaringan dan lingkungan tempat tinggal siswa, tempat yang berada di pegunungan menjadikan kendala jaringan sebagai pemnghambat pembelajaran, hal ini dikarenakan tidak semua provider dapat digunakan baik disana. Terlebih sebagian besar orang tua siswa-siswi di SDN 1 Cintamanik adalah seorang perani, banyak dari mereka yang bekerja, sehingga kurang terhadap bimbingan belajar anaknya dirumah.

Tentunya hal ini berdampak terhadap proses pembelajaran siswa yang semakin tidak efektif. Dimana banyak sebagian siswa yang mengalami kemunduran dalam belajar dan semangat belajarpun semakin menurun karena tidak adanya system belajar mengajar tatap muka, yang mengaruskan mereka belajar mandiri dengan buku tematik yang diberikan oleh sekolah.

Program kampus mengajar merupakan sebuah program, dimana mahasiswa yang terdaftar diberikan kesempatan untuk membantu para guru dan kepala sekolah dalam jenjang SD dan SMP di seluruh Indonesia yang terdampak oleh pandemi, khususnya pada  sekolah 3 T (daerah Terdepan,Terkecil dan Tertinggal. Program ini juga merupakan kebijakan dari program Kampus merdeka yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud). Dan salah satu sekolah dasar yang mengikuti program ini adalah SDN 1 Cintamanik, yang berlokasi di Kp. Cinta, Cintamanik, Kec. Karangtengah, Kab. Garut.

Dalam program kampusmengajar ini, mahasiswa dituntut untuk dapat berkolaborasi, membantu literasi dan numerasi, menjalankan program yang telah dirancang untuk membantu mengembangkan sekolah dan juga membantu daptasi teknologi dan juga administrasi sekolah tersebut.

Sejak covid-19 melanda, kurang lebih sekitar 2 tahun siswa dan siswi sekolah dasar melakukan pembelajaran secara daring. Tentunya untuk sekolah yang berada di daerah 3T ini, sangat terkendala dengan media pembelajaran yang diberikan, karena tidak semua orang tua memiliki alat komunikasi untuk menunjang pembelajaran secara daring. Selain karena fasilitas yang kurang memadai, kendala lainnya juga berada pada jaringan dan lingkungan tempat tinggal siswa, tempat yang berada di pegunungan menjadikan kendala jaringan sebagai pemnghambat pembelajaran, hal ini dikarenakan tidak semua provider dapat digunakan baik disana. Terlebih sebagian besar orang tua siswa-siswi di SDN 1 Cintamanik adalah seorang perani, banyak dari mereka yang bekerja, sehingga kurang terhadap bimbingan belajar anaknya dirumah.

Tentunya hal ini berdampak terhadap proses pembelajaran siswa yang semakin tidak efektif. Dimana banyak sebagian siswa yang mengalami kemunduran dalam belajar dan semangat belajarpun semakin menurun karena tidak adanya system belajar mengajar tatap muka, yang mengaruskan mereka belajar mandiri dengan buku tematik yang diberikan oleh sekolah.

Dokpri

Namun seiring membaiknya kondisi lingkungan, dan juga pemerintah menetapkan kebijakan sekolah tatap kembali, tentunya ini menjadi tantangan bagi kami, Mahasiswa Kampus Mengajar untuk dapat menumbuhkan kembali semangat belajar siswa, menumbuhkan rasa cinta mereka terhadap membaca dan membantu mereka tumbuh dari keadaan yang 2 tahun ini mengharuskan mereka untuk belajar mandiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline