Lihat ke Halaman Asli

Zahra Novita

Mahasiswa

Evaluasi Pembelajaran dan Implikasinya dalam Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Diperbarui: 12 November 2023   11:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

          Pembelajaran merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan, pembelajaran meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pembelajaran yang baik dapat diketahui ketika telah dilakukan evaluasi, evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran yang diharapkan telah tercapai. Dalam pendidikan Islam, evaluasi menempati tempat yang sangat penting untuk mengukur dan menilai tingkat keberhasilan pendidikan yang telah dilaksanakan.

          Sebelum melakukan evaluasi pendidikan Islam, terlebih dahulu harus mengetahui hakikat pendidikan Islam itu sendiri agar proses evaluasinya sesuai dengan bidang yang akan dievaluasi. Ismail (2013) mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah suatu proses transfer pengetahuan, pemahaman, nilai-nilai dan pengamalan agama Islam secara terencana, sistematis dan berkelanjutan. Dengan kata lain, pendidikan Islam merupakan upaya untuk mengembangkan potensi bawaan peserta didik, bawaan sejak lahir, menjadi kemampuan dan kelebihan yang dapat membentuk keterampilan profesional. Oleh karena itu, untuk mengetahui capaian proses pendidikan Islam perlu dilakukan evaluasi secara komprehensif dan terpadu yang mencakup seluruh aspek yang perlu dievaluasi.

          Untuk menjamin berkembangnya mutu penyelenggaraan pendidikan, perlu dilakukan penilaian secara sistematis yang meliputi: Pertama, aspek input meliputi standar isi, standar pendidik, standar tenaga kependidikan, dan standar sarana prasarana. Kedua, aspek proses meliputi standar proses, standar manajemen dan pengelolaan, dan standar penilaian dalam pendidikan. Ketiga, aspek output meliputi standar kompetensi lulusan ditinjau dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

          Pendidikan agama islam merupakan mata pembelajaran yang memiliki ciri khas berbeda dengan mata pelajaran lainnya. Ciri-ciri mata pelajaran Pendidikan agama islam adalah selalu terhubung dengan nilai-nilai Ilahiyah yang merupakan nilai-nilai inti. Oleh karena itu, perlu dilakukan penilaian secara terpadu dan komprehensif yang mencakup seluruh area sasaran, termasuk aspek qolbiyah, aqliyah dan amāliyah.

          Aqliyah beda dengan kognitif, karena aqliyah berkaitan dengan larangan dan perintah Allah SWT. Aspek qolbiyah berbeda dengan sikap afektif karena dilakukan berdasarkan perintah dan larangan Allah SWT. Begitu pula aspek amaliyah berbeda dengan aspek psikomotorik, keterampilan yang ada tidak sekedar keterampilan saja, namun menurut pendidikan agama islam harus dibedakan dan keterampilan yang ada harus berdasarkan perintah dan larangan Allah SWT. Oleh karena itu, aqliyah, qolbiyah dan amāliyah selalu dikaitkan dengan nilai-nilai ilāhiyah.

          Evaluasi memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran agama islam. Evaluasi dilakukan bukan sekedar untuk kewajiban, namun mempunyai nilai yang jauh lebih dari itu, khususnya yang berkaitan dengan hisab. Jika siswa sudah memahami tentang pengukuran, penilaian, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk diri sendiri, maka implikasinya akan lebih memperlancar dan mempengaruhi proses pembelajaran. Dari segi tujuan, mata pelajaran PAI mempunyai tujuan memahami ilmu pengetahuan secara utuh dan mencakup bidang aqliyah, qolbiyah dan amaliyah. Oleh karena itu, evaluasi yang dilakukan harus mencakup semua bidang tersebut. Sedangkan tujuan evaluasi pembelajaran PAI adalah untuk mengetahui kemajuan siswa selama pembelajaran, mengetahui efektifitas dan efisiensi siswa. Apabila proses pembelajaran ternyata tidak sesuai dengan rencana, maka tugas pendidik PAI adalah memperbaiki dan mengatasi permasalahan yang teridentifikasi.

          Dari segi fungsinya, evaluasi bertujuan untuk mengetahui kapasitas pendidik dan peserta didik. Peningkatan hasil belajar siswa tidak hanya dilihat dari segi pengetahuan saja namun perlu diperhatikan juga dari segi kepribadian dan keterampilan. Bagi lembaga pendidikan, evaluasi mempunyai fungsi diagnostik, agar kita mengetahui bahwa untuk menanamkan keimanan, ketakwaan dan keluhuran budi pekerti, tidak hanya mengandalkan mata pelajaran PAI saja, tetapi harus diintegrasikan pada seluruh komponen pendidikan suatu sekolah.

          Evaluasi berguna untuk melihat seberapa baik hasil pencapaian pembelajaran PAI, untuk melihat keberhasilan harus melihat ke arah tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.  Jika ditemukan ketidakrelevanan, maka evaluasi akan berguna untuk memperbaiki perencanaan, pelaksanaan dan hasil pembelajaran. Setelah melakukan beberapa perbaikan dan menyesuaikan serta menyempurnakan program pembelajaran PAI, maka akan mendapatkan desain pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya.

          Dari segi jenisnya, evaluasi pembelajaran PAI harus mencakup evaluasi perencanaan, evaluasi perkembangan, evaluasi pemantauan, evaluasi efektivitas, dan evaluasi program secara komprehensif. Dari segi teknik, evaluasi pembelajaran PAI meliputi teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Waktunya bisa per pertemuan, tengah semester, atau akhir semester. Tes tersebut dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik.

Referensi :

Ismail, F. (2013). Inovasi Evaluasi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (Model-Model Penilaian Berbasis Afektif). Ta’dib, XVIII(2), 228–259.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline