Pengertian
Fatherless atau juga dikenal dengan father absence, father loss, dan father hunger secara etimologi berasal dari Bahasa inggris father yang berarti ayah dan less yang berarti kurang. Secara harfiah berarti kekurangan sosok ayah. Fatherless adalah Ketika anak tidak memiliki ayah atau tidak memiliki hubungan dengan ayahnya, disebabkan perceraian atau permasalahan pernikahan orang tua (Smith, 2011 dalam Horn, www.cyep.org). Dapat disimpulkan bahwa fatherless merupakan ketiadaan peran ayah baik secara fisik maupun psikologis dalam kehidupan anak.
Penyebab
Penyebab fatherless sendiri yang utama adalah karena kematian, kemudian karena perceraian, dan permasalahan kesehatan. Rosenthal mengklasifikasikan 4 kategori penyebab seseorang mengalami fatherless, antara lain:
a. The disapproving father (ayah pengkritik). Terutama pada anak perempuan, konsep diri yang positif dipengaruhi oleh sikap penerimaan tanpa syarat dari ayahnya. Sejalan dengan teori Humanistik Carl Rogers, jika seseorang tidak mendapatkan penerimaan tanpa syarat, maka akan menimbulkan dampak yang luar biasa bagi psikologisnya, seperti ketidakbahagiaan, kekecewaan, self-dislike, dan ketidakpuasan.
b. The mentally father (ayah dengan penyakit mental). Dengan gangguan mental, perilaku seorang ayah cenderung tak menentu dan tidak bisa diandalkan. Ini bisa menimbulkan rasa khawatir, cemas, dan membuat anak menjaga jarak dengan ayah mereka.
c. The substance-abusing (ayah dengan ketergantungan obat). Banyak permasalahan yang dapat terjadi pada anak yang tumbuh dengan ayah pengguna obat terlarang. Ayah bisa saja melakukan kekerasan pada ibunya yang membuat anak merasa cemas dan takut. Kondisi rumah yang kacau membuat mereka kesulitan memahami perilaku yang normal.
d. The abusive father (ayah yang melakukan kekerasan). Kekerasan yang dilakukan bisa berupa verbal, fisik, bahkan seksual. Kekerasan-kekerasan tersebut bisa menimbulkan trauma, kecemasan, takut, hingga phobia. Saat dewasa, anak yang tumbuh dengan kekerasan akan mengalami berbagai kesulitan dalam penyesuaian psikosisial seperti sulit membentuk hubungan interpersonal yang dekat, disfungsi seksual, gangguan makan, ketergantungan zat, dan perilaku merusak diri sendiri.
Peran ayah dalam perkembangan psikologis anak