Dampak kerugian dari erupsi Gunung Semeru telah menelan banyak korban jiwa. Menurut hasil wawancara dari warga setempat, telah terdapat 2 desa yang hancur lebur tidak bersisa yaitu pada Desa Curahkobokan dan Sumberwuluh. Bangunan rumah telah hancur lebur dan tidak berbentuk. Kerugian secara materiil yang telah terjadi ditaksir mencapai Rp308 hingga Rp500 miliar.
Berdasarkan kondisi tersebut, telah terdapat 2.219 korban jiwa pengungsi yang tersebar pada 12 titik pengungsian. Dalam hal ini, sebagai bentuk tanggung jawab Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama dengan Kementerian PUPR, dihadirkan sebanyak 1.951 hunian tetap dan hunian sementara di sekitar Gunung Semeru. Hunian tetap (Huntap) dan Hunian Sementara (Huntara) ini terletak di Umbulrejo, Sumbermujur, Candipuro, Lumajang yang lengkap dengan. Hunian ini berhasil mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) atas rekor “Pembangunan Hunian Tetap Pasca Bencana Tercepat”.
Meskipun demikian, terdapat berbagai permasalahan baru yang mengancam kehidupan para warga Huntap, seperti masalah ekonomi, lingkungan hingga kesehatan. Menurut hasil wawancara, terdapat berbagai program yang diharapkan menjadi solusi dari kegiatan ekonomi tersebut. Adapun kegiatan yang berkaitan dengan aspek ekonomi adalah adanya peternakan terpadu, aspek lingkungan pada pengolahan sampah yang dalam jangka panjang berpengaruh pada aspek kesehatan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, tim peneliti Kesmas UM yang diketuai oleh Anita Sulistyorini dan beranggotakan Resti Novita Sari dan Zahra Klarisa beserta tim-tim lainnya berupaya menggali permasalahan yang ada. Penggalian masalah ini ditujukan untuk optimalisasi solusi yang ada agar berjalan maksimal. Lebih lanjut, adanya masalah-masalah yang ada saat ini diharapkan dapat menemui titik tengah yang komprehensif sehingga dapat diaplikasikan dalam jangka panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H