Stunting merupakan salah satu tantangan dan permasalahan gizi yang dihadapi oleh masyarakat di dunia. Berdasarkan data prevalensi anak balita pendek (stunting) dari World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa wilayah South-East Asia masih menjadi wilayah dengan angka prevalensi stunting tertinggi setelah Afrika sebesar (31,9%). Negara Indonesia termasuk ke dalam wilayah South-East Asia dengan angka stunting yang tinggi. Kejadian stunting menyebar di berbagai derah di Indonesia, salah satunya Jawa Tengah.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia kasus stunting di Jawa Tengah menunjukkan penurunan pada angka prevalensinya dari 20,9% menjadi 20,8%. Namun, prevalensi stunting di Kabupaten Klaten pada tahun 2022 naik dari 2,4% dari 15,8% menjadi 18,2%. Hal ini tentunya menjadi perhatian dan catatan bagi kita semua untuk menindaklanjuti kenaikan angka stunting di Klaten. Berdasarkan hasil survey dan data stunting di Desa Sidowarno terbilang cukup tinggi. Hal tersebut dikarenakan telah ditemukan sekitar lebih dari 30 anak. Selain itu, pengetahuan mengenai stunting di kalangan masyarakat masih minim.
Berdasarkan permasalahan yang ada, sebagai Upaya dalam mencegah kasus stunting mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Tim II Tahun 2022/2023 melakukan program edukasi peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui Gerakan "SIBENTING" (Sidowarno Bebas Stunting) kepada warga Kelurahan Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten. Sasaran dari kegiatan ini yaitu remaja, calon pengantin, ibu-ibu hamil, dan ibu yang mempunyai balita. Kegiatan penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan kesadaran masyarakat Desa Sidowarno akan resiko tinggi serta bahaya stunting selama masa pertumbuhan anak.
Stunting merupakan sebuah kondisi atau gangguan yang dialami oleh anak-anak disebabkan oleh kurang gizi kronis di 1000 hari HPK (Hari Pertama Kehidupan) anak, yaitu sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan pada pengetahuan serta fisik pada anak dipengaruhi oleh 1000 hari pertama kehidupan. Hal ini diakibatkan asupan gizi yang diberikan, dalam waktu yang panjang, tidak sesuai dengan kebutuhan.
Stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas.
Program kerja Multidisiplin ini dilakukan pada hari Sabtu, 22 Juli 2023 yang dilaksanakan di Balai Desa Sidowarno. Kegiatan ini mendapatkan antusias yang tinggi dari Masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah peserta yang hadir dalam acara tersebut adalah sebanyak 50 peserta. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Desa Sidowarno dan para kader posyandu. Kegiatan ini diawali dengan pembukaan dari Bapak Lurah Desa Sidowarno yaitu Bapak Jaka Sumarno.
Beliau menjelaskan tentang permasalahan stunting di desa Sidowarno yang cukup banyak jumlahnya. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan penyuluhan yang disampaikan oleh mahasiswa KKN UNDIP. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan dengan pemaparan materi dari mahasiswa yang menyampaikan poin-poin penting berkaitan dengan stunting yang terjadi pada anak, meliputi definisi stunting, ciri-ciri anak stunting, faktor yang menyebabkan stunting, dampak stunting, dan upaya pencegahan stunting.
Pemaparan materi juga difokuskan pada pembagian porsi seimbang dalam satu piring. Berdasarkan literatur, dalam satu piring meliputi 35% karbohidrat, 30% protein hewani, 10% kacang-kacangan dan olahannya, dan 25% sayur dan buah-buahan. Pemberian makan 3-4 kali sehari ditambah satu atau dua kali makanan selingan. ASI tetap diberikan sesuai permintaan.
Selama penyampaian materi, peserta memperhatikan apa yang telah disampaikan dengan baik oleh mahasiswa. Kegiatan sosialisasi ini berjalan dengan lancar dan mendapatkan respon positif dari para warga. Terlebih saat menyerukan jargon "SIBENTING!", para peserta dengan penuh semangat membalasnya dengan, kalimat, "Sidowarno Bebas Stunting!".