Lihat ke Halaman Asli

Irkhamni Fatimatuzzahra

UIN Walisongo Semarang

Pandangan Masyarakat Mengenai Vaksin Covid-19

Diperbarui: 17 November 2021   08:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi covid-19 masih menimbulkan kasus di Indonesia hingga saat ini. Namun, sejak ditemukannya vaksin, kasus positif covid-19 telah mengalami penurunan. Banyak masyarakat Indonesia yang sudah mengikuti vaksinasi untuk dosis pertama, baik itu jenis sinovac, astrazeneca, moderna, atau yang lainnya. Sedangkan untuk dosis kedua masih dalam proses, jadi wajar jika banyak yang belum mendapatkannya.

Dalam pelaksanaannya, vaksin bisa kita dapatkan melalui rumah sakit, dinas kesehatan, dan balai desa setempat sesuai dengan yang dijadwalkan. Tentunya kita melakukan pendaftaran terlebih dahulu untuk bisa mendapatkannya, bisa melalui aplikasi ataupun datang secara langsung. Selain itu, petugas vaksin Covid-19 juga akan mendatangi dari rumah ke rumah masyarakat jika diperlukan karena hingga saat ini masih ditemukan masyarakat yang meragukan akan khasiat vaksin Covid-19 dan menghindari untuk divaksin. Kira-kira apa penyebab dari keraguan masyarakat sehingga menolak untuk divaksin?

Beberapa kelompok masyarakat menganggap bahwa Covid-19 hanyalah konspirasi global, hoaks, dan hanya bertujuan untuk menakuti masyarakat saja. Dengan adanya presepsi masyarakat tersebut, otomatis membuat masyarakat juga tidak percaya terhadap vaksin. Sebagai contoh nyata, tetangga saya enggan untuk melakukan vaksinasi karena dia tidak percaya adanya Covid-19.

"Buat apa vaksin, corona itu tidak ada, semuanya hanyalah  ulah pemerintah saja.", jawab tetangga saya ketika diberi pertanyaan mengapa tidak mau mengikuti vaksinasi.

Beredarnya berita-berita hoaks seperti adanya kandungan minyak babi dalam vaksin Covid-19 serta berita mengenai bahayanya efek samping yang ditimbulkan setelah divaksinasi, mengakibatkan masyarakat ragu dan enggan mengikuti vaksinasi. Hal itu sangat berpengaruh pada pola pikir masyarakat bahwa vaksin tersebut tidak halal dan berbahaya.

Selain itu, lingkungan tempat tinggal juga berpengaruh dalam presepsi atau pola pikir masyarakat untuk mengikuti vaksinasi. Karena jika dalam kelompok masyarakat banyak yang mengatakan hal buruk tentang vaksinasi, kemungkinan sebagian orang yang tidak mengetahui hal yang sebenarnya (orang awam) juga akan terpengaruh dan enggan untuk mengikuti vaksinasi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline