Di zaman sekarang, melakukan tindakan korupsi merupakan hal yang sepele. Banyak orang yang melakukan korupsi khususnya pejabat tinggi negeri tanpa takut dijatuhi hukuman mati. Kenapa? karena hukuman mati untuk pelaku korupsi hanyalah wacana semata. Kebanyakan dari pelaku korupsi adalah orang yang berpendidikan. Kemungkinan mereka kurang memahami tentang bahaya atau dampak melakukan korupsi.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999, korupsi adalah tindakan setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Biasanya kita menemukan atau mendengar berita korupsi hanya yang berhubungan dengan uang dan berkaitan dengan pemerintahan. Padahal tidak hanya seputar uang dan pemerintahan saja.
Korupsi juga diartikan sebagai tindakan setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi. Seperti yang terjadi di lingkup pendidikan, seorang siswa menyontek jawaban dari temannya atau melihat jawaban di internet saat ujian. Hal itu merupakan tindakan yang tidak jujur dan termasuk tindakan korupsi nilai. Selain itu, siswa yang datang terlambat ke sekolah karena bangun kesiangan juga merupakan tindakan korupsi berupa korupsi waktu.
Seseorang melakukan tindakan korupsi banyak disebabkan karena faktor lingkungan dan kebiasaan untuk berperilaku tidak jujur. Selain itu, etika profesional dan moralitas, adat istiadat, tradisi dan demografi juga bisa berpengaruh untuk seseorang melakukan tindakan korupsi. Korupsi bisa dibilang kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang berdampak luar biasa juga. Lalu apa saja dampak yang diakibatkan dari tindakan korupsi?
Korupsi yang dilakukan pejabat pada umumnya bisa menghambat pertumbuhan ekonomi dan memengaruhi operasi bisnis, lapangan kerja, dan investasi. Korupsi juga bisa mengurangi pendapatan pajak dan efektivitas berbagai program bantuan keuangan.
Jika korupsi dilakukan secara terus-menerus dan tidak ada tindak pidana secara tegas maka akan berdampak pada menurunnya kepercayaan seseorang terhadap hukum, supremasi hukum, serta pendidikan dan berakibat pada kualitas hidup.
Seperti yang kita ketahui, korupsi sudah bisa dikatakan membudaya di kehidupan bangsa Indonesia. Meski studi tentang korupsi terus berjalan, namun belum ada solusi yang tepat dalam memberantas korupsi hingga saat ini. Akan tetapi, tindakan korupsi kemungkinan bisa dicegah dengan memberikan edukasi antikorupsi di lingkungan sekolah ataupun kampus.
Edukasi yang diberikan di lingkungan kampus dapat berupa pembelajaran di kelas dalam bentuk mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam pelajaran ini dapat memberikan pembelajaran kepada mahasiswa bahwa ada peraturan maupun hukuman yang diberikan kepada orang yang melakukan korupsi. Ini dapat membantu mahasiswa agar dapat lebih mengenal bahwa tindakan korupsi itu tidak baik.
Sebagai mahasiswa kita bisa mencegah untuk melakukan tindakan korupsi dengan hal-hal yang kecil dan mungkin dianggap sepele. Seperti, tidak mencontek saat ujian, berlaku jujur ketika di kantin kejujuran, selalu tepat waktu dalam melakukan segala hal, dan tidak melebih-lebihkan dana ketika menjadi panitia atau bendahara di suatu acara.
Selain edukasi dan pembiasaan perilaku sehari-hari, Pancasila juga berperan penting dalam upaya pemberantasan korupsi. Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Pancasila berperan sebagai falsafah atau pedoman hidup masyarakat. Dengan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila, seseorang akan terjauhi dari tindakan korupsi.
Setelah membaca ulasan diatas, apakah kalian sudah paham tentang pentingnya pendidikan antikorupsi? apakah kalian masih ingin melakukan tindakan korupsi? Jangan ya guys, karena tindakan korupsi merupakan tindakan yang tidak baik dan akan merugikan orang lain.