Lihat ke Halaman Asli

Hubungan Terapeutik dan Empati dalam Konseling

Diperbarui: 24 Maret 2019   17:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebelum membahas hubungan terapeutik dan empati dalam BK, kita harus mengetahui terlebih dahulu definisi dari terapeutik dan empati. Terapeutik biasa dalam BK dikenal konseling terapeutik, tujuan dari terapeutik sendiri adalah untuk mendorong dan mengajarkan kerja sama antara konselor dan konseli. Sedangkan empati adalah kemampuan untuk mengenali dan berhubungan dengan emosi dan fikiran orang lain. Lebih jelasnya empati ialah kemampuan untuk peduli dan mengakui perasaan orang lain.

Lalu apa hubungan keduanya dalam proses koseling?  Dalam proses konseling, komunikasi terapeutik perlu karena dalam komunikasi ini konselor berusaha mengungkap perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji serta mengevaluasi tindakan  yang dilakukan oleh konsili atau klien. Dalam proses komunikasi itu terdapat sifat empati dimana empati itu merupakan sikap positif yang ditunjukkan konselor terhadap kliennya.

Sikap positifnya ialah kesediaan konselor untuk menempatkan dirinya pada posisi klien, sehingga konselor dapat melihat realita yang nampak dari klien. Respon empati ditunjukkan ketika konseli tampak membutuhkan perhatian dan dukungan dari konselor. Dengan respon empati, konseli akan menangkap kesan positif dan mengetahui bahwa konselor telah memberikan perhatiannya dan siap memberikan bantuan dalam menyelesaikan masalahnya.

Dari situ kira mengetahui bahwa terapeutik dan empati memili korelasi satu sama lain dalam menghadapi klien atau konseli. Tanpa adanya komunikasi terapeutik konselor tidak akan bisa menjalin komunikasi dengan baik, dan jika rasa empati tidak ada maka tidak ada respon positif yang timbul dari diri klien.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline