Film adalah suatu bentuk tayangan yang dapat membawa pesan melalui media kepada khalayak. Film dapat mengajak penonton menyerap suatu makna tertentu dengan melibatkan pengaruh latar belakang sosial yang dimiliki penonton.
Menurut Turner (1988:3) dalam buku Menikmati Layar, Membaca (2016) menyatakan bahwa dalam film menyediakan aspek kenikmatan sebuah tontonan yang direpresentasikan di layar, didalamnya kita dapat mengenali bintang film, gaya dan genre. Singkatnya Turner ingin menyatakan bahwa film adalah cara membuat suatu konstruksi sosial dan budaya yang kemudian bisa diterima sebagai bagian dari hidup.
Film pendek "Lamun Sumelang" perdana tayang pada tanggal 19 Desember 2021 di kanal youtube Ravacana Films. Film bergendre horor jenaka ini mengisahkan legenda urban masyarakat Gunung Kidul. Kurangnya wawasan masyarakat setempat jaman dahulu membuat mereka lebih percaya pada dukun serta mitos-mitos yang beredar.
Mengisahkan Agus, seorang kepala keluarga yang ingin menyembuhkan penyakit anaknya dengan mencari tujuh orang untuk dibunuh sebagai tumbal. Agus memilih membunuh orang yang ingin gantung diri dengan cara menunggu hadirnya pulung gantung.
Pulung gantung merupakan cahaya merah seperti bintang jatuh yang memberikan tanda bahwa ada orang yang ingin bunuh diri. Agus yang saat itu telah mendapatkan korban ke enam, membuatnya harus menunggu untuk mendapatkan satu korban lagi.
Film ini memberikan gambaran mengenai tradisi jaman dahulu mempengaruhi perkembangan masyarakat daerah. Masyarakat jaman dahulu sangat kental dengan tradisi leluhur.
Penulis ingin menganalisi film ini menggunakan teori analisis semiotika Roland Barthes yaitu dengan mencari makna denotatif, makna konotatif, dan mitos untuk menganalisis.
Masyarakat jaman dahulu lebih percaya pada dukun.
Kurangnya pendidikan dan wawasan pada jaman dahulu membuat masyarakatnya sangat percaya pada dukun. Dalam film Lamun Sumelang, Agus yang ingin menyembuhkan anaknya dari sakit meminta bantuan pada dukun dan ia diminta untuk membunuh tujuh orang sebagai tumbal .
Jelas juga dalam dialog para roh yang di bunuh Agus meyatakan bahwa itu merupakan syarat dari dukun yang didatangi Agus.Hal tersebut merupakan mitos, padahal jika dilihat-lihat anak Agus terkena penyakit Epilepsi.
Adanya mitos pulung gantung di masyarakat Gunung Kidul.