Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Kemampuan Membaca Anak Indonesia Masih Rendah?

Diperbarui: 5 Desember 2024   08:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pinterest

Pendidikan merupakan landasan utama untuk kemajuan suatu bangsa. Salah satu aspek penting dalam pendidikan adalah kemampuan membaca. Namun, fakta menunjukkan bahwa kemampuan membaca siswa Indonesia secara keseluruhan masih tergolong rendah. Di Indonesia, banyak individu yang memiliki hobi membaca namun kurang bisa memahami isi bacaan. Apa saja penyebab utama dari masalah ini?

1.  Kurangnya minat membaca

Di era digital saat ini, banyak generasi muda lebih cenderung memilih jalan pintas dibandingkan harus melalui proses panjang. Mereka lebih sering mencari jawaban secara instan tanpa berusaha membaca terlebih dahulu. Padahal, membaca memiliki beragam manfaat, seperti merangsang aktivitas otak, memperkaya pengetahuan, dan meningkatkan daya ingat. Jika kebiasaan ini terus berlanjut dikhawatirkan bahwa kemampuan otak dalam memecahkan masalah akan menurun.

2. Fasilitas yang kurang memadai

Hal ini juga berpengaruh pada proses pembelajaran anak. Kurangnya fasilitas belajar yang memadai akan menghambat perkembangan anak di masa depan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan aksesibiltas bacaan bagi anak misalnya dengan menyediakan perpustakaan di setiap sekolah dan taman baca masyarakat.

3. Peran orang tua dan keluarga

Kondisi lingkungan belajar di rumah juga memegang peran yang sangat penting. Anak yang menghadapi gangguan atau stress akibat masalah keluarga cenderung kesulitan dalam belajar. Selain itu, kurangnya perhatian orang tua terhadap proses belajar anak dapat menghambat perkembangan kognitifnya, termasuk kemampuan membaca, menulis, berpikir kritis, dan berhitung.

4.  Faktor ponsel dan televisi

Generasi muda saat ini cenderung lebih tertarik pada aktivitas hiburan seperti bermain game atau menonton televisi. Ini berdampak pada menurunnya minat baca dan munculnya sikap tidak sabar dalam mencari informasi. Akibatnya, siswa lebih sering mencari jawaban secara instan daripada berupaya mencari solusi melalui membaca. Fenomena ini menunjukkan bahwa kemampuan membaca dan keterampilan memecahkan masalah siswa Inndonesia pada umumnya masih memerlukan peningkatan.

5. Kualitas pendidikan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline