Lihat ke Halaman Asli

Zahra Fadhilah Husna

Mahasiswi Ilmu Perpustakaan

Ulasan Berita: Sudahkah Menyajikan Informasi yang "Lengkap dan Sempurna"?

Diperbarui: 12 Mei 2022   11:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Elon Musk Rombak Twitter, Sejumlah Akun Bakal Diminta Bayar - Bisnis.com

Hmm… informasi yang “lengkap dan sempurna”? Apakah ada? Dan apa hubungannya dengan terobosan Elon Musk menjadikan Twitter sebagai platform berbayar bagi sejumlah pengguna? Apakah inovasinya itu merupakan ancang-ancang untuk menjadikan media sosial Twitter sebagai pusat informasi terlengkap, terpercaya, berkualitas, dan paling “sempurna”? Di era difusi informasi ini, benarkah demikian fungsi utama keberadaan media sosial? Atau justru sebaliknya? Kita semua mungkin sudah membatin jawaban masing-masing. Meski begitu, hingga akhir tulisan ini tidak akan dijumpai pembahasan mendalam mengenai hal itu. Tulisan ini disusun lebih sebagai sebuah kegiatan mengulas dan menganalisis hasil ulasan sederhana terhadap sajian informasi pada media massa. Mohon dicatat, media massa. Dan mari, kita lakukan kegiatan ini bersama-sama.

Kemunculan media massa berbasis digital yang semakin lama semakin tidak terbendung banyaknya, membuat media massa itu sendiri berlomba-lomba mengambil hati konsumen dengan cara memberi kepuasan dalam setiap sajian berita. Kepuasan tersebut dapat ditandai dengan perilaku konsumen yang membagikan tautan berita sesudah membaca, loyalitas konsumen, hingga umpan balik yang dilontarkan konsumen secara langsung terhadap suatu media massa.

Menurut Nirwana (2021), konsumen akan merasa puas dan loyal apabila media massa menyajikan informasi secara lengkap dan sempurna. Dalam game theory dalam microeconomic theory, disebutkan bahwa sebagai dasar perumusan strategi pengambilan keputusan, ada informasi lengkap dan tidak lengkap; serta informasi sempurna dan kurang sempurna. Pada penerapannya dalam penyajian artikel media massa, informasi dapat dikatakan lengkap apabila tersusun di atas sistematika 5W+1H (what, who, where, when, why, and how).

Menurut Palit et al. (2015), nilai-nilai yang mengindikasikan kesempurnaan informasi dapat didasarkan pada: kemudahan dalam memperoleh, sifat luas dan kelengkapan, akurasi, relevansi dengan pengguna, ketepatan waktu, kejelasan, fleksibilitas, dapat dibuktikan, tidak menimbulkan prasangka, dan dapat diukur. Lebih lanjut, Lipursari (2013) mengemukakan bahwa mungkin tidak ada informasi yang sempurna. Hal ini terjadi karena banyaknya informasi hanya memberi bermacam perkiraan namun bukan suatu angka yang pasti.

Meski demikian, Nirwana (2021) dalam esainya yang berjudul ‘Kenapa Penggemar Bersuara “Racik Info Lengkap dan Sempurna”?’ sebenarnya mengharapkan kesempurnaan informasi pada media massa tersebut dalam bentuk fitur ekstra berupa cantuman tautan jurnal-jurnal ilmiah yang terkait dengan isi artikel. Fitur ini dapat dikatakan sebagai modifikasi kecil dari yang sudah ada dan umum dijumpai pada hampir seluruh halaman artikel media massa digital, yakni fitur rekomendasi artikel terkait (Agusvina et al., 2018). Demikian dimaksudkan agar konsumen tidak hanya sekadar mengetahui “apa” yang sedang terjadi, akan tetapi juga memahami “mengapa” dan “bagaimana” hal itu terjadi. Fitur kesempurnaan yang melengkapi informasi yang sudah lengkap ini sejalan dengan fungsi media massa yang bukan hanya sebatas menginformasikan sesuatu, namun juga meningkatkan intelektualitas publik atas informasi yang disampaikan. Berkenaan dengan itu, bukan hal yang mengherankan apabila konsumen suka mencari informasi yang bukan hanya lengkap, namun juga sempurna—sekalipun kesempurnaan itu mungkin tidak ada.

Nah, setelah memahami standar kelengkapan dan kesempurnaan informasi pada pembahasan kali ini, mari kembali ke tautan berita Elon Musk Rombak Twitter, Sejumlah Akun Bakal Diminta Bayar - Bisnis.com. Berikut ulasan sederhana berdasarkan hasil analisis dari sudut pandang saya sendiri sesuai petunjuk dalam esai ‘Kenapa Penggemar Bersuara “Racik Info Lengkap dan Sempurna”?’ karya Maya Diah Nirwana dalam buku Merangkai Asa untuk Media Massa (2021).

Dalam esai tersebut, salah satu nama media yang disebutkan adalah Bisnis.com—harian Bisnis Indonesia versi daring, anggota BIG Media, navigator bisnis terbesar di Indonesia, penyedia berita keuangan, wawasan pasar, dan informasi terkait industri; serta penyedia berita politik, isu ekonomi Indonesia, dan hubungan internasional (Nirwana, 2021). Kebetulan saat menelusuri berita-berita terbaru dan menemukan artikel ini, saya langsung teringat dengan racikan informasi lengkap dan sempurna a la Maya Diah Nirwana—dengan sedikit penyesuaian.

Berita tentang rencana Elon Musk merombak Twitter menjadi berbayar bagi sebagian pengguna, khususnya kalangan pemerintah dan akun komersial. Selain itu, Twitter akan tetap gratis seutuhnya bagi pengguna biasa. Katanya, terobosan ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan sumber pendapatan Twitter. Untuk mencapainya, selain menjadikan Twitter sebagai platform berbayar, Musk juga berencana mengembangkan beberapa cara untuk memonetisasi cuitan pengguna serta mengkaji gaji para eksekutif Twitter.

Artikel yang tayang bersamaan dengan cuitan Elon Musk pada Twitter resmi @elonmusk pada 4 Mei 2022, juga menyebutkan bahwa sejak bulan lalu, Musk telah merekomendasikan sejumlah perubahan untuk Twitter.

Dalam cuitan yang telah dihapus, Musk sempat memberi usul perubahan pada platform layanan berlangganan premium Twitter Blue, termasuk memangkas biaya langganan, membatasi iklan, dan penyediaan opsi pembayaran dengan aset kripto dogecoin.

Setelah menandatangani kesepakatan pembelian Twitter senilai US$44 miliar pekan lalu, Elon Musk menyampaikan keinginannya untuk menambah fitur Twitter, membuat akses algoritma yang terbuka untuk menaikkan kepercayaan publik dan menekan eksistensi akun spam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline