Lihat ke Halaman Asli

Zahra Aulia Salsabila

Mahasiswa 23107030055 ILMU KOMUNIKASI UIN SUNAN KALIJAGA

Rombong Bakso Kampus yang Mengubah Jatuh Bangun Jadi Sukses: Kuliner Terjangkau di Manisrenggo Klaten yang Wajib Dikunjungi!

Diperbarui: 12 Juni 2024   20:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi (Foto Lapak dan Gerobak Bakso dari seberang jalan)

Imam Syamsuri adalah seorang pengusaha kuliner yang kini dikenal sebagai tukang bakso dan mie ayam yang terbilang sukses di Manisrenggo. Dengan latar belakang ekonomi yang sederhana, Imam telah meniti kariernya dari bawah dengan semangat dan dedikasi yang tak pernah padam. Kisahnya bukan hanya sekadar tentang jualan makanan, tapi juga tentang keberanian untuk terus bangkit meski jatuh berkali-kali. 

Setelah lulus dari mondok di Sumatra selama 3 sampai 4 tahun, Imam Syamsuri memilih untuk melanjutkan kuliah sembari berdagang. Passion berdagang memang sudah tertanam kuat dalam dirinya sejak dini. "Berdagang itu passion saya sejak lulus SMA sudah berdagang, disamping karena suka berdagang, latar belakang ekonomi yang paling jelas," kata Imam. Dengan semangat yang menggebu, Imam memutuskan untuk kuliah sambil membawa rombong bakso. Di kampus, dia mungkin tidak dikenal karena prestasi akademiknya, tetapi namanya melekat kuat sebagai penjual Mie Ayam Bakso.

Ketertarikan Imam terhadap bakso bukanlah tanpa alasan. "Terinspirasi dari temen-temen dulu saya di pesantren hampir 70% orang tua temen-temen saya pengusaha mie ayam bakso dari Wonogiri," ujar Imam. Melihat kesuksesan orang tua teman-temannya, Imam pun termotivasi untuk mengikuti jejak mereka. Dengan tekad yang bulat, dia memulai usahanya dalam bidang kuliner, khususnya bakso dan mie ayam.

Imam bukanlah tipe orang yang mudah menyerah. Sejak awal merintis usahanya, dia telah mengalami jatuh bangun berkali-kali. "Berdagang sudah sangat lama tapi pasang surut, pindah tempat sudah 5 kali. Jadi dari awal bisa naik langsung bangkrut itu sudah biasa. Keliling habis modal keliling lagi, terus buka lagi itu sudah sampai 5 tempat yang penting jangan menyerah," kenangnya.

Bagi Imam, kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Setiap kali usahanya jatuh, dia bangkit kembali dengan semangat yang lebih besar. "Mungkin pedagang pengusaha sudah tau jatuh bangun jatuh bangun. Tapi yang jelas kalo semua sudah tau dunia usaha apalagi kuliner tidak akan meninggalkan usaha ini, karena kita dapat uangnya harian bukan gajian perbulan," katanya. Dia juga menambahkan bahwa dengan usaha kuliner, secara tidak langsung kebutuhan bumbu maupun makanan di rumah selalu terpenuhi.

Dalam menjalankan usahanya, Imam lebih mengedepankan kualitas daripada promosi besar-besaran. "Kalo menurut saya pribadi, berlandaskan pengalaman saya promosi paling utama itu promosi kualitas, jadi kalo promosi lewat media sosial pada awalnya tok, tapi setelah tau kualitas orang akan pergi sendiri, Jadi kita engga menggunakan promo diskon opening, Tapi menggunakan mulut ke mulut. Itu lebih dipercaya, apalagi jaman sekarang media sosial jarang percaya soalnya saking banyaknya iklan disitu, terus kita ada inovasi kita bisa lihat menu disana, Di manisrenggo sendiri mie ayam hotplate, mie ayam goreng, mie ayam tengkleng, bakso uleg, bakso lontong bakso, yang ada cuma disini." jelas Imam. Dia percaya bahwa promosi mulut ke mulut jauh lebih efektif dan terpercaya dibandingkan iklan di media sosial dan dibarengi dengan inovasi menu yang dapat menarik perhatian pembeli.

Di warungnya yang berada di Manisrenggo, Tepatnya di samping bengkel dekat Puskesmas Manisrenggo (utara jalan), Warung ini buka dari abis ashar sampai jam  11 hingga 12, Kadang jam 8 sudah tutup  jika memang ada event seperti Pasar Malam, dan hari-hari besar seperti Idul Fitri. "Rata-rata 100  porsi per hari, dengan pendapatan kotor kurang lebih sebesar delapan ratus lima puluh ribu, dan bersihnya sekitar tiga ratus lima puluh ribu, kecuali sabtu dan minggu" Jelas Imam.

Dokumen Pribadi (Foto Banner Harga)

Jika dilihat dari banner harganya, termasuk ramah dikantong seperti bakso biasa seporsi tujuh ribu rupiah, jika ditambah minum menjadi sepuluh ribu rupiah. Dalam satu mangkok bakso dengan harga tujuh ribu rupiah terdapat 6 bakso, dengan tambahan mie kuning, mie putih, lemak sapi dan dengan pelengkapnya yaitu seledri dan bawang goreng.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline