Lihat ke Halaman Asli

Zahra Arelya

Universitas pamulang

Melemahnya Saham PT Gudang Garam Tbk Efek Covid-19 dan Kenaikan Cukai

Diperbarui: 30 Mei 2024   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gudang Garam adalah produsen rokok kretek terkemuka yang identik dengan Indonesia yang merupakan salah satu sentra utama perdagangan rempah di dunia. Dengan total penduduk lebih dari 270 juta jiwa, Indonesia merupakan salah satu pasar konsumen terbesar di dunia dengan populasi berusia 15-64 tahun sebesar 68%.

Berdasarkan data riset pasar Nielsen, total volume penjualan industri rokok pada tahun 2022 mencapai hamper 250 miliar batang, menunjukkan sedikit peningkatan seiring dengan pelonggaran pembatasan social COVID-19. 54% laki-laki dewasa di Indonesia diperkirakan adalah perokok, berdasarkan riset pasar Nielsen.

Pada akhir tahun 2022, Gudang Garam memiliki pangsa pasar rokok dalam negeri sebesar 25,5% berdasarkan data Nielsen dengan produk-produk yang sudah dikenal luas oleh masyarakat diseluruh Nusantara. Gudang Garam menyediakan lapangan kerja bagi 31.559 orang diakhir tahun 2022 yang terlibat dalam produksi, pemasaran dan distribusi rokok. Perusahaan juga memiliki 66 kantor area dan 90 stock point yang secara keseluruhan mencakup 156 titik distribusi diseluruh Indonesia dan armada penjualan lebih dari 7.000 kendaraan termasuk seped motor untuk melayani pasar.

Efek pandemic yang masih terasa serta kenaikan cukai menjadi tantangan tersendiri bagi Perseroan. Dengan pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya, Perseroan terus melakukan adaptasi untuk menghadapi persaingan pasar pada tahun 2022.

Perseroan menyediakan produk berkualitas tinggi yang beragam untuk memenuhi preferensi konsumen. Perseroan juga menjaga setiap jalur distribusi agar suplai produk selalu tercukupi dengan produk segar dan berkualitas sesuai permintaan pasar.

Di tahun 2022, kegiatan komunikasi dirancang secara optimal dengan melibatkan pada peningkatan ekuitas merek. Kegiatan pemasaran dilakukan Perseroan lewat televisi maupun digital sebagai media komunikasi bagi produk-produk kami. Beberapa penyesuaian kegiatan dirancang dan dilaksanakan untuk menghadapi dinamika kondisi pasar, diantaranya dengan meningkatkan aktivitas di ranah digital serta melanjutkan kegiatan komunitas.

Seluruh strategi pemasaran yang dilakukan dinilai mampu mengantar Perseroan untuk terus bertahan di tahun penuh perubahan dan tantangan ini.

Pendapatan penjualan sebesar Rp.124,7 triliun yang tidak banyak berubah disbanding tahun sebelumnya. Terjadi kenaikan harga jual dan penurunan volume penjualan Perseroan sebesar 9,4%, mencerminkan belum adanya perkembangan daya beli masyarakat berpenghasilan rendah. Di sisi lain, biaya pokok penjualan terus meningkat. Pada tahun 2022, laba perseroan sebesar Rp.2,8 triliun atau setara Rp.1.445 lembar saham.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline