SEMARANG (2/2)- Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang biasa dilakukan mahasiswa tingkat akhir tidak dapat dilakukan seperti bisa karena adanya pandemi COVID-19. Universitas Diponegoro yang terletak di Kota Semarang membawa perubahan dengan menetapkan program KKN Mandiri atau KKN Pulang Kampung. Program pengganti KKN reguler ini tetap memfokuskan pada pemberdayaan masyarakat namun target masyarakat berubah menjadi lingkungan di sekitar tempat tinggal masing-masing mahasiswa. KKN Mandiri dilaksanakan sejak 4 Januari 2021 hingga 16 Februari 2021.
Hampir 1 tahun pandemi ini menyapu seluruh dunia dan melumpuhkan kehidupan masyarakat. Maka perlahan-lahan ekonomi dan kehidupan sosial harus bangkit. Pemerintah menetapkan peraturan dimana masyarakat diperbolehkan beraktivitas di luar rumah dengan menerapkan protokol kesehatan. Yaitu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. Untuk menambah proteksi wajah, faceshield dapat digunakan bersamaan dengan masker. Salah satu mahasiswa KKN, Zahra Alifia Bimonov, yang bertempat tinggal di Plamongan Indah, Semarang, melihat adanya kebutuhan faceshield terutama di Tempat Pembelajaran Al-Quran (TPQ) dekat rumahnya. Ketika pembelajaran Al-Quran, pelafalan serta gerakan mulut perlu diperhatikan oleh pengajar. Sehingga penggunaan masker tidak dapat diterapkan dan memerlukan faceshield sebagai penggantinya.
Zahra mendapatkan ide untuk mengajarkan cara membuat faceshield dari program OOYOO di Jepang. Program ini memiliki volunteer di tiap negara dan Zahra mendapat kesempatan untuk belajar dengan perwakilan OOYOO di Indonesia. Menurutnya, bahan pembuatannya mudah didapatkan dan pembuatannya juga cepat. Sehingga mudah diajarkan kepada orang lain. Sosialisasi pembuatan faceshield ini dilakukan via WhatsApp untuk meminimalisasi tatap muka. Digunakan media pengajaran via Youtube karena lebih mudah diakses dan dibagikan.
Salah satu warga yang memberikan testimoni, Faiz, mengatakan bahwa ide ini sangat inovatif serta sangat bermanfaat jika suatu saat terjadi kelangkaan faceshield. Dari segi pemakaian, faceshield sangat nyaman digunakan dan keunggulan faceshield ini dapat dibuka. Faiz juga memberikan saran, "Mungkin ukurannya bisa lebih divariasikan. Karena ukuran wajah orang juga beda-beda. Tapi secara keseluruhan sudah bagus sekali." Zahra sebagai penginisiasi program kerja ini berharap apa yang diajarkan kepada masyarakat dapat bermanfaat dan dapat dipraktikkan di kehidupan sehari-hari.
Penulis: Zahra Alifia Bimonov
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H