Hari ini hari ke 74 setelah dia pergi menghadap prioritas pertamanya. Seseorang yang selalu saya sayangi, saya rindukan selama ini, dan seseorang yang rela mengambil langkah untuk menghabiskan masa depan bersama. Ya..kami berencana berkomitmen untuk menjalani masa depan bersama. Tapi itu sebatas rencana manusia versi kami. ..manusia
Menerima dan menjalani hidup setelah ditinggalkan seseorang yang berarti tidaklah mudah. Mulai kembali menemukan bagaimana cara untuk menghadapi hari hari tanpanya kedepan sering membuat saya tertahan dan menangis.
Tangis...mungkin hal itu yang bisa saya lakukan. Saya jelaskan, bukan untuk meratapi kepergiannya, tapi tangis tersebut untuk kelegaan hati. Sungguh....saya masih manusia, saya masih bersedih saat keinginan yang saya harapkan tidak bisa terwujud lagi, karena takdir memang menggariskan kehidupan saya dan dia hanya sebatas itu. Berkali-kali banyak yang mengingatkan tentang tangis yang menghambat jalannya di sana. Ketahuilah, hal tersebut sering membuat saya merasa berdosa, meskipun saya tahu tujuan dari kata kata itu baik.
Kata bijaknya, percayalah setiap orang pasti punya cara untuk menghadapi cobaan mereka masing-masing. Meskipun mereka harus menangis, harus terdiam, harus terus sendiri. Tapi percayalah pada mereka. Mereka pasti sedang berjuang, meskipun tidak bisa menjadi seperti yang dulu, tolong pahami mereka, mungkin memang inilah takdir mereka. Dan sayapun sama, mencoba menikmati jatah waktu yang diberikan kepada saya. terima kasih atas perhatian teman-teman selama ini. Dan untuk seseorang di sana...saya merindukanmu *sangat... Semoga Sang Penyayang selalu menyayangi kita. Menyayangimu di sana dan saya di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H