Lihat ke Halaman Asli

Ternyata Masih Ada yang Dingin di Ngawi

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1303529808200556872

[caption id="attachment_103449" align="alignnone" width="640" caption="selamat datang di Kebun Teh Jamus"][/caption]

Panas…itu kesan pertama kita waktu kita hidup di kota. Jika melihat toko-toko, suasana kota yang bener-bener panas kayak gitu, rindu akan puncak-puncak gunung serasa menggebu-gebu. Tapi apalah daya, karena keterbatasan waktu, kesempatan, teman, makanya rencana untuk mencapai puncak-puncak tertinggi pun harus di rem lebih dahulu.

Dan masuk ke cerita, awal Desember lalu alhamdulilah kita anggota F5 bersaudara (hehe…itu nama genk kita) bisa berkumpul lagi. Setelah lama tidak bersua karena jarak , maka kita tidak menyia-nyiakan kesempatan yang baik ini untuk kembali berkumpul dan bernarsis-narsis ria seperti dahulu. Seperti biasa saya selalu jadi team kreator dalam acara jalan-jalan kali ini. Hunting-hunting, diskusi, debat dan akhirnya kita putuskan untuk mengunjungi Kebun Teh Jamus.

Kebun Teh Jamus ini berlokasi di Dusun Jamus, Desa Girikerto,Kecamatan Sine sekitar 40 km dari Kota Ngawi.Perkebunan teh itu merupakan peninggalan Kolonial Belanda tahun 1886, ketika pertama kali perkebunan itu dikembangkan oleh pengusaha negeri Kincir Angin, Van der Rap. Kemudian perkebunan itu berganti pengelola beberapa kali, sampai akhirnya mulai tahun 1973 hingga kini dikelola oleh swasta nasional, PT Candi Loka.

Perjalanan kita mulai dari Madiun, awalnya kita berencana untuk berangkat jam 8 pagi, tapi seperti biasa, selalu ada hal yang mengganggu. Haha..maklum ja, namanya juga pergi dengan banyak orang ya begini.

Dan jam 9 kita baru bisa berangkat. Dengan formasi yang sedikit kita rubah karena untuk mempersingkat waktu, makanya kita putuskan untuk tidak melewati kota Ngawi. Kita lewat jalur pabrik gula glodok lurus ke arah barat.

[caption id="attachment_103451" align="alignleft" width="300" caption="jalan menuju Kebun Teh Jamus"]

13035312531993337310

[/caption] Akses ke jamus sudah dibilang bagus, jalan beraspal mulus, selain itu pemandangannya juga menghijaukan mata. Sampai-sampai di setiap tempat kita selalu membuat moment-moment berharga, meskipun pada awal start hujan telah menghalau perjalanan kita. Tapi itu bukanlah halangan bagi kita untuk menggapai puncak. Dan pukul 11 kita baru nyampek Jamus. Celingak-celinguk, lihat kanan kiri, ternyata ada flying fox. Langsung cabut ke arena Ternyata dari ke-6 anggota kita, hehehe tidak ada yang berani buat ikutan, yach akhirnya cuma saya sendiri yang harus meluncur. [caption id="attachment_103456" align="aligncenter" width="640" caption="bukit sebelum gerbang masuk"][/caption] [caption id="attachment_103457" align="aligncenter" width="640" caption="arena flying fox"][/caption] Tidak hanya fly fox yang ditawarkan, disana juga ada bukit borobudur, air terjun, lapangan, sampai kolam renang. Dan ada pemandangan unik, di dekat gerbang masuk jamus terdapat pohon kantil yang usianya lebih dari 100 tahun. Wuih...wuih..... [caption id="attachment_106653" align="aligncenter" width="300" caption="di atas bukit borobudur"][/caption] [caption id="attachment_106654" align="aligncenter" width="300" caption="air terjun"][/caption] Setelah muter-muter kebun teh, fly fox ria akhirnya kita putuskan untuk meninggalkan Kebun Teh Jamus, karena agenda kita masih banyak. Dan sebelum pulang kita juga masih menyempakan makan siang di Rumah makan lesehan Hargo Dalem yang letaknya tidak jauh dari Kebun Teh Jamus. [caption id="attachment_106648" align="aligncenter" width="300" caption="@ lesehan hargo dalem"][/caption]



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline