Bab 7: Umi Rohmah
"Iya, Mas."
"Itu tolong bungkuskan nasi goreng ini dua bungkus untuk Mbak itu, ya."
Mas Tresno sibuk melayani pelanggan yang makin sore makin ramai. Semua kejadian hari ini coba kutepis dahulu demi fokus bekerja. Satu per satu pelanggan pun habis. Pun dengan bahan untuk masakan hari ini lesap semua. Alhamdulillah. Aku bergegas hendak pulang.
"Yati! Sebelum pulang makan dulu. Aku lihat tadi kamu murung dan tak makan sedikit pun." Mas Tresno menyodorkan satu piring nasi goreng berikut seulas senyumnya. Setelah aku menerima pemberian Mas Tresno. Ada yang aneh di piring itu. Telur ceplok bentuk hati ada di sana. Aku menoleh kepada Mas Tresno.
"Apa ini, Mas?"
"Itu bentuk hati. Sebagai rasa bahagiaku, kamu bekerja di sini, Yati."
Aku tersenyum kelu, lantas mengangguk pelan. Dengan tempo yang lambat aku menyendok sedikit demi sedikit nasi goreng itu. Aku semakin terasa kikuk kala Mas Tresno terus memandangiku.
"Mas Tresno enggak makan?"
Untuk beberapa detik tak ada jawaban dari mulutnya hanya kepala yang bergeleng.