Lihat ke Halaman Asli

Zahira Nadzifah

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Review Film "Dancing In The Rain" Berdasarkan Cerita Teman

Diperbarui: 19 Maret 2023   22:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Halo semuanya! pada kesempatan ini saya akan menceritakan pengalaman dari salah satu teman saya mengenai sebuah film yang berjudul "dancing in the rain", merupakan film yang disutradarai oleh Rudi Aryanto dan dirilis pada tahun 2018.


Film ini menceritakan seorang anak laki-laki yang bernama Banyu, ia mengidap penyakit spektrum autis. Ia dari kecil sudah ditelantarkan oleh kedua orang tuanya, namun neneknya tetap merawatnya dengan penuh kasih sayang melebihi dirinya sendiri dan Neneknya sering dipanggil Eyang Uti. Sebelumnya Eyang Uti belum menyadari kalau Banyu ini seorang anak yang berbeda dari anak lainnya, tetapi seiring berjalannya waktu dan beberapa konflik Eyang Uti menyadarinya. Banyu adalah anak yang jujur dan penuh kasih sayang, persis seperti yang diajarkan oleh Eyang Utinya.


Sejak kecil Banyu sangat menyukai hujan, bahkan ia sangat senang saat hujan-hujanan. Singkat cerita, Banyu mempunyai dua sahabat sedari ia sekolah dasar yaitu Radin dan Kinara hingga mereka dewasa. Tetapi kisah pahit pun terjadi pada persahabatan mereka, dimana Kinara ternyata mengidap penyakit meningitis, serta Ibu Radin yang melarangnya untuk bermain dengan Banyu.

Persahabatan mereka mulai retak, saat Katrin atau Ibu Radin memfitnah Banyu kalau yang mendorong dirinya hingga terjatuh adalah Banyu, kejadian itu bersamaan dengan datangnya Radin. Dari situlah Radin mulai marah kepada Banyu. Saat Radin sedang berlomba basket, tiba-tiba Radin terjatuh dan tidak sadarkan diri saat pertandingan berlangsung. Ia langsung dibawakan kerumah sakit, dokter berkata bahwa Radin mengalami gagal jantung yang dimana ini adalah penyakit turunan dari ayahnya dan Radin harus cepat mendapatkan donor jantung supaya ia bisa selamat.


Banyu saat itu sadar bahwa ia sangat sayang sekali kepada sahabatnya, dan ia ingin memberikan jantung kepada sahabatnya. Akhirnya di malam hari, Radin membuat surat yang berisikan "I want to give my heart to my brother, Radin". Banyu pun berpamitan kepada Eyang Uti yang sedang tertidur dan meninggalkan rumahnya. Saat itu hujan pun turun, karena Banyu sangat menyukai hujan maka Banyu pun bermain hujan-hujan hingga ia pergi ke tengah jalan, tiba-tiba truk besar menabraknya.

Saat itu pihak rumah sakit menelpon Ibu Radin bahwa ada seseorang yang ingin mendonorkan jantungnya untuk Radin, setelah tahu bahwa Banyu yang mendonorkan jantungnya kepada anak kesangannya, Ibu Radin pun terkejut, merasa bersalah dan memohon ampun kepada Eyang Uti karena sikap buruknya ke Banyu. Setelah Radin tersadar setelah operasi, ia ingin menemui Banyu. Namun Radin pun tak kunjung menemui Banyu, ia pun sedih. Dan ia makin merasa sedih bahwa yang mendonorkan jantungnya adalah sahabatnya yaitu Banyu, akhirnya Radin dan kinara mengunjungi pemakaman Banyu.

Arti Banyu dalam bahasa Jawa adalah air, yang dimana bermanfaat untuk semua orang begitu pun perilaku Banyu kepada sahabatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline