Beberapa waktu lalu, saya sempat menuliskan dukungan terhadap sikap politik Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster---keduanya kader PDI-P---mereka menolak kehadiran timnas Israel dalam Piala Dunia U20 2023 dengan Indonesia sebagai tuan rumah.
Penolakan ini membuat situasi Indonesia dinilai tidak kondusif yang kemudian menjadi alasan FIFA sebagai federasi sepak bola dunia membatalkan status tuan rumah Indonesia dalam ajang Piala Dunia U20 tahun 2023. Sikap politik Ganjar dan koleganya tersebut sejalan dengan garis politik PDI-P yang mengambil sikap menolak kehadiran Israel.
Alasannya tentu untuk menjalankan amanat konstitusi yang tegas memperjuangkan hak kemerdekaan segala bangsa. Sementara sampai saat ini, bangsa Palestina belum menjadi negara bangsa yang merdeka karena aksi penjajahan Israel. Faktor ideologis dan konstitusional inilah yang mendorong saya mendukung sikap politik Ganjar-Koster waktu itu.
Lebih lanjut, sikap politik Ganjar di atas ternyata awal dari momentum besar pengumuman dirinya sebagai capres dari PDI-P. Tepat pada hari Jumat, 21 April 2023, bertempat di Istana Batu Tulis Ketua Umum PDI-P Megawati Sukarnoputri resmi mengumumkan bahwa Ganjar Pranowo adalah calon presiden yang akan mereka usung dalam Pilpres 2024.
Sejujurnya, saat saya menyimak sambutan Ketua Umum PDI-P pada rapat DPP PDI-P ke-40 ihwal pengumuman capres mereka, di mana pada awal sambutan banyak sekali narasi yang mengarah pada perlunya perempuan tampil sebagai pemimin, dengan menyinggung ketokohan Raden Ajeng Kartini misalnya, saya menduga sosok yang akan PDI-P umumkan untuk diusung sebagai capres adalah Puan Maharani, putri mahkota, anak biologis dari Megawati Sukarnoputri yang saat ini mengembang jabatan strategis sebagai ketua DPR RI.
Rupanya dugaan saya keliru, bukan Puan Maharani yang akan mereka usung dalam Pilpres 2024. Padahal dalam beberapa waktu terakhir, nama Puan santer disebut sebagai sosok yang akan dimajukan oleh PDI-P. Partai berlambang moncong putih tersebut justru mencalonkan Ganjar Pranowo, sosok yang dianggap sebagai rival sengit Puan dalam penentuan capres dari PDI-P.
Pencapresan Ganjar oleh PDI-P ini dalam pandangan saya sangat beralasan, elektabilitas Ganjar yang stabil menurut perhitungan lembaga survei kredibel dan penerimaan masyarakat terhadap sosok Ganjar serta peluang kemungkinan Ganjar bakal menang dalam Pilpres 2024 bisa menjadi faktor penentu mengapa pada akhhirnya PDI-P mengusung Ganjar.
Secara hitung-hitungan politik, masuk akal juga mencalonkan seseorang yang punya potensi menang daripada berspekulasi memaksakan mengusung seseorang yang berpotensi kalah.
Apalagi PDI-P menargetkan meraih hattrick kemenangan dalam Pemilu 2024. Tentu mengusung capres potensial adalah keniscayaan. Dalam pada itu, publik patut mengapresiasi sikap kesatria Megawati Sukarnoputri dan sikap legowo Puan Muharani yang pada akhirnya memberikan mandat kepada Ganjar Pranowo untuk maju sebagai capres dari PDI-P.