Hary Tanoesoedibjo mungkin adalah nama yang tidak asing lagi di telinga kita. Selain menjadi penguasa dari industri media terintegrasi MNC Grup, beliau juga menjadi salah satu taipan terkaya di Indonsia. Di luar negeri, HT juga terkenal pada masyarakat luas setelah majalah Forbes menetapkannya sebagai Bussinessman of the Year. Walaupun telah memiliki nama besar, HT juga mampu bersosialisasi dengan banyak figur-figur publik yang ada di Indonesia. HT berteman dengan pejabat publik, politikus, selebritis, dll. MNC Group telah menjadikan HT sebagai sentral dari aktivitas ekonomi di Indonesia, khususnya dalam bisnis media. Bahkan saat mampu berfoto besama HT, pengusaha lokal serasa mendapatkan rekomendasi atas bisnis yang mereka lakukan.
Walaupun terkesan berlebihan, penulis membangun pemahaman akan ekonomi kerakyatan yang selama ini tidak penulis pikirkan atas gagasannya. HT adalah sosok yang sangat diuntungkan dari penerapan mekanisme pasar bebas di Indonesia. Beliau mampu membangun pondasi bisnis dan siap bersaing dalam kontes dagang. Tetapi hal tersebut bukan lah apa yang HT inginkan. Dalam cita-citanya, HT menanggap bahwa ekonomi yang paling baik untuk Indonesia adalah ekonomi yang berbasis pada ide-ide kerakyatan. HT mencoba mengkampanyekan ekonomi kerakyatan.
Hary Tanoe konsisten mengkampanyekan pentingnya ekonomi kerakyatan sebagai fundamen ekonomi Indonesia. Selalu dia sampaikan bahwa sistem ekonomi yang tepat bagi Indonesia adalah ekonomi kerakyatan, yakni ekonomi yang digerakan oleh pilar-pilar ekonomi yang menyerap tenaga mayoritas seperti petani, nelayan, buruh, dan pelaku UMKM. Menurutnya Indonesia belum siap menerapkan ekonomi bebas sepenuhnya selama kelompok ekonomi lemah belum terproteksi oleh regulasi yang jelas.
Jika tidak diproteksi atas dibiarkan masuk ke arena persaingan bebas maka yang menang adalah perusahaan besar yang biasanya menggunakan modal asing sehingga hasil perputaran ekonomi di Indonesia tidak dirasakan sebagai pertumbuhan oleh Indonesia karena uang tersebut ditarik kembali ke negara asal modal asing tersebut. Ternyata kampanye ekonomi kerakyatan Hary Tanoe bukan isapan jempol semata. Dengan Partai Perindo, dia membuktikan komitmennya dengan melakukan pembinaan terhadap pelaku ekonomi kerakyatan. 10.000 gerobak gratis yang disalurkan pada UMKM terbukti mampu menggenjot denyut ekonomi di lapisan menengah ke bawah.
Koperasi nelayan dan petani yang didirikan di banyak daerah diharapkan mampu melepaskan petani dan nelayan dari jeratan tengkulak dan pengijon yang semena-mena. Saya pikir langkah-langkah kongkret Hary Tanoe harus kita apresiasi. Selain karena itikad baik untuk Indonesia sejahtera, saya pikir kompetensi dia dalam bidang ekonomi baik makro mikro sudah dapat dibuktikan dengan cemerlang sehingga tidak ada keraguan jika sesuatu dikerjakan oleh ahlinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H