Malang - Siswa-siswa dari SMP Negeri 4 Malang telah menciptakan terobosan pendidikan yang inovatif dengan mengubah "loose parts" berupa barang-barang bekas atau bahan-bahan tak terpakai menjadi media pembelajaran yang kreatif dan interaktif. Tidak hanya berfokus pada buku teks dan papan tulis, siswa-siswa ini telah membuktikan bahwa pembelajaran dapat menjadi lebih menarik dan efektif dengan sentuhan kreativitas.
Melalui kegiatan pameran yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) dari Universitas Negeri Malang (UM), siswa-siswa yang terbagi dalam 6 kelompok menunjukkan produk-produk barang bekas yang mereka kreasikan menjadi media pembelajaran yang inovatif. Kreasi-kreasi ini ditunjukkan melalui kegiatan pameran yang diselenggarakan.
Kelompok 1 yang beranggotakan Almira Anggita Dwi Cahyani dan Safira Keysa Maharani memamerkan karya mereka berupa miniatur tata surya. Miniatur ini terbuat dari kardus bekas sebagai wadah utama dan bubur kertas untuk membentuk bola-bola planetnya. Mereka menghadirkan miniatur tata surya ini dalam sebuah pameran seni di sekolah mereka, yang menarik perhatian banyak siswa dan guru. Miniatur tersebut tidak hanya memperlihatkan kreativitas mereka dalam menggunakan bahan bekas untuk menciptakan karya seni, tetapi juga memberikan pembelajaran tentang tata surya kepada orang lain.
Almira Anggita Dwi Cahyani, salah satu anggota Kelompok 1, menjelaskan, "Kami ingin menunjukkan bahwa kita bisa membuat sesuatu yang indah dari bahan-bahan yang tidak terpakai. Dengan miniatur ini, kami juga ingin berbagi pengetahuan tentang tata surya kepada teman-teman kami." Safira Keysa Maharani menambahkan, "Kami berharap karya kami ini dapat menginspirasi orang lain untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan memanfaatkan barang-barang bekas dengan lebih kreatif.
Kelompok 2 yang beranggotakan Annisa Nur Laily, Fahiza Farhana Isnayni dan Paramitha Syahrani Ramadhan memamerkan karya mereka berupa diorama dinosaurus. Diorama ini dibuat menggunakan bahan kardus bekas sebagai wadah utama dan lilin malam untuk membuat replika dinosaurusnya. Diorama dinosaurus yang mereka buat tidak hanya menunjukkan ketertarikan mereka pada hewan purba ini, tetapi juga kemampuan mereka dalam mengolah bahan bekas menjadi karya seni yang mengesankan.
Annisa Nur Laily, salah satu anggota Kelompok 2, berbicara tentang proses pembuatan diorama ini, "Kami sangat antusias dalam menggarap proyek ini. Dengan menggunakan kardus bekas sebagai dasar diorama, kami ingin menunjukkan bahwa kita bisa menciptakan sesuatu yang luar biasa tanpa harus membeli bahan baru. Ini juga menjadi pesan kami tentang penggunaan kembali barang-barang yang sudah tidak terpakai." Fahiza Farhana Isnayni menambahkan, "Kami memilih dinosaurus karena kami berdua sangat menyukai sejarah alam dan pengetahuan tentang makhluk purba ini.
Diorama ini adalah cara kami untuk berbagi minat kami dengan orang lain." Paramitha Syahrani Ramadhan juga menyampaikan harapannya, "Kami berharap karya kami ini dapat menginspirasi teman-teman kami untuk lebih kreatif dalam mengolah bahan bekas dan juga meningkatkan minat mereka dalam mempelajari sejarah alam."
Kelompok 3 yang beranggotakan Afwa Trisna Mahija, Ahmad Safal Andriya dan Muhammad Aga Febrian Rahmat memamerkan karya mereka berupa sel yang dibuat dari bahan bekas berupa sterofoam sebagai wadah sel dan lilin malam sebagai partikel-partikel di dalamnya. Karya ini tidak hanya menciptakan keindahan visual tetapi juga memberikan pesan penting tentang pentingnya menjaga lingkungan dengan cara yang kreatif. Afwa Trisna Mahija, salah satu anggota Kelompok 3, menjelaskan inspirasi di balik karya mereka,
"Kami ingin menunjukkan bahwa kita bisa menciptakan keindahan dari bahan-bahan yang seringkali dianggap sebagai sampah. Selain itu, kami ingin menggambarkan bahwa sel-sel di dalam tubuh kita adalah sesuatu yang sangat kompleks dan menakjubkan." Ahmad Safal Andriya menambahkan, "Kami memilih sterofoam sebagai bahan dasar sel karena itu adalah bahan bekas yang sering kita temui, dan kami ingin menunjukkan bahwa kita bisa mengubahnya menjadi sesuatu yang bernilai seni."
Muhammad Aga Febrian Rahmat berharap karya mereka dapat menginspirasi orang lain, "Kami berharap karya kami ini dapat mengajak orang untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan lebih kreatif dalam mengolah bahan bekas. Kita bisa menciptakan banyak hal yang indah dengan memanfaatkan apa yang sudah ada di sekitar kita."