Dalam dunia percintaan dan daya tarik fisik, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi preferensi seseorang terhadap pasangan yang diinginkan. Salah satu karakteristik yang sering menjadi pertimbangan perempuan adalah tinggi badan laki-laki. Secara umum, perempuan cenderung lebih tertarik pada laki-laki yang memiliki postur tinggi dibandingkan dengan yang pendek. Namun, apakah hanya merupakan preferensi semata, atau ada alasan ilmiah yang mendasari kecenderungan ini?
Dari sudut pandang evolusi, preferensi perempuan terhadap laki-laki yang berbadan tinggi sebenarnya memiliki akar yang cukup dalam. Secara biologis, tinggi badan yang lebih tinggi pada laki-laki dianggap sebagai tanda kesehatan dan kualitas genetik yang baik. Dalam sejarah evolusi manusia, laki-laki yang lebih tinggi cenderung memiliki keunggulan dalam berburu, bertarung, dan mendapatkan sumber daya yang lebih banyak. Hal ini memberikan mereka peluang reproduksi yang lebih baik dan memastikan kelangsungan generasi berikutnya.
Selain faktor evolusi, terdapat pula alasan psikologis yang mendasari preferensi ini. Dalam banyak budaya, tinggi badan laki-laki sering dikaitkan dengan kekuatan, dominasi, dan maskulinitas. Perempuan secara naluriah merasa lebih aman dan terlindungi ketika bersama laki-laki yang lebih tinggi. Hal ini dapat memberikan rasa percaya diri dan keamanan emosional dalam hubungan.
Sebuah survei oleh situs kencan Indonesia tahun 2019 menemukan bahwa sekitar 68% perempuan Indonesia lebih tertarik pada laki-laki yang tingginya di atas 170 cm.
Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Indonesia pada tahun 2017 melibatkan 500 responden perempuan. Hasilnya menunjukkan bahwa 57% lebih memilih pasangan laki-laki yang tingginya minimal 175 cm.
Survei online oleh sebuah forum wanita Indonesia pada tahun 2021 menemukan bahwa 72% perempuan menganggap tinggi badan penting dalam memilih pasangan, dengan mayoritas lebih menyukai laki-laki yang tingginya di atas rata-rata (sekitar 170 cm ke atas).
Meskipun data-data ini tidak mewakili seluruh populasi Indonesia, namun memberikan indikasi bahwa preferensi terhadap laki-laki yang lebih tinggi cukup signifikan di kalangan perempuan Indonesia. Persentase perempuan yang lebih memilih kekasih bertubuh tinggi kemungkinan berada di kisaran 60-70%.
Namun, perlu dicatat bahwa preferensi terhadap tinggi badan laki-laki tidak bersifat universal dan dapat bervariasi antar budaya dan individu. Dalam beberapa masyarakat, tinggi badan bukanlah faktor yang terlalu signifikan dalam memilih pasangan. Faktor-faktor lain seperti status sosial, kekayaan, atau kepribadian mungkin lebih berpengaruh dibandingkan dengan tinggi badan semata.
Pada akhirnya, meskipun ada alasan ilmiah yang mendasari preferensi perempuan terhadap laki-laki yang berbadan tinggi, namun hal ini tidak sepenuhnya menentukan keberhasilan dalam hubungan romantis. Kepribadian, kecocokan nilai, dan komitmen dalam hubungan jauh lebih penting daripada hanya berpatokan pada aspek fisik semata. Setiap individu memiliki preferensi yang berbeda, dan yang terpenting adalah saling menghormati dan menghargai perbedaan tersebut.
Tetap semangat mencari jodoh untuk laki-laki yang merasa insecure, allah pasti menyimpankan jodoh untukmu!