Lihat ke Halaman Asli

zahda zera04

mahasiswa Universitas Islam Negeri Kh Ahmad Siddiq Jember

Teori Belajar Sibernetik dan Penerapannya dalam Pembelajarannya

Diperbarui: 3 Juni 2024   18:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

  • Definisi Teori Belajar Sibernetik

 "Cybernetic" adalah sistem kontrol dan komunikasi yang memungkinkan umpan balik (feedback). Kata "cybernetic" berasal dari kata "pilot", yang berarti pengendali. Bidang ini berkembang menjadi bidang ilmu komunikasi yang mencakup pengendalian mesin komputer. Tahun 1958 adalah tahun Louis Couffignal pertama kali menggunakan istilah ini. Istilah "sibernetik" kemudian mengacu pada internet, kecerdasan buatan, dan jaringan komputer.

Nobert Wiener, seorang ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), adalah orang pertama yang menggunakan istilah "cybernetic" untuk menggambarkan kecerdasan buatan (artificial intellidence). Umpan balik memfasilitasi proses komunikasi.Dari semua teori belajar yang ada, teori belajar sibernetik adalah yang paling baru. Teori ini tumbuh seiring dengan kemajuan ilmu informasi. [1]

Teori ini mengacu pada teori kognitif yang memperhatikan proses dan menganggap belajar sebagai pengolahan informasi. Dalam teori sibernetik, proses adalah penting, tetapi sistem informasi yang diproses adalah yang paling penting karena informasi akan mengarah pada proses. Sani berpendapat bahwa teori sibernetik relatif baru dibandingkan dengan teori belajar seperti behavioristik, konstruktivistik, humanistik, dan kognitif. Teori ini berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu informasi.

Teori ini berfokus pada proses belajar daripada hasil belajar, seperti teori kognitif. Salah satu perbedaan antara teori ini dan teori belajar kognitif adalah bahwa sistem informai yang dipelajari memiliki pengaruh yang signifikan terhadap proses belajar.Peserta diklat mengolah data, melacak, dan menyusun strategi berdasarkan data ini, yang mengarah pada cara belajar sibernetik. Dalam teori ini, "Sistem Informasi" adalah komponen yang akan menentukan proses belajar. Teori ini menyatakan bahwa tidak ada satu cara belajar yang ideal untuk setiap keadaan.

Seorang peserta diklat mungkin menggunakan satu macam proses belajar untuk mempelajari informasi tertentu, tetapi peserta diklat lain mungkin menggunakan proses belajar yang berbeda untuk mempelajari informasi yang sama. Menurut Hamid, teori belajar sibernetik yang paling penting adalah "Sistem Informasi" yang menentukan apa yang akan dipelajari siswa, dan bagaimana proses belajar berlangsung sangat ditentukan oleh sistem informasi tersebut. Oleh karena itu, teori ini berasumsi bahwa tidak ada satu jenis cara belajar yang ideal untuk setiap situasi, karena sistem informasi sangat menentukan bagaimana proses belajar berlangsung. [2]

Dibandingkan dengan teori belajar yang lebih tua, seperti teori belajar behavioristik, konstruktivistik, humanistik, dan kognitif, teori sibernetik berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu informasi. Teori ini serupa dengan teori kognitif, karena mementingkan proses daripada hasil belajar. Salah satu perbedaan antara teori ini dan teori belajar kognitif adalah bahwa sistem informai yang dipelajari memiliki pengaruh yang signifikan terhadap proses belajar. Jika siswa mengolah data, melacak, dan menyusun strategi berdasarkan data tersebut, ini dikenal sebagai belajar sibernetik. Dalam teori ini, "Sistem Informasi" adalah komponen yang akan menentukan proses belajar.[3] 

Teori ini menyatakan bahwa tidak ada satu cara belajar yang benar-benar cocok untuk setiap situasi. Seorang siswa mungkin mempelajari informasi melalui satu macam proses belajar, tetapi siswa lain mungkin mempelajari informasi yang sama melalui proses belajar yang berbeda. Abdul Hamid menyatakan bahwa teori belajar sibernetik yang paling penting adalah "Sistem Informasi" yang menentukan apa yang akan dipelajari siswa dan bagaimana proses belajar berlangsung. Oleh karena itu, teori ini berasumsi bahwa tidak ada satu jenis cara belajar yang ideal untuk setiap situasi, karena sistem informasi sangat menentukan bagaimana proses belajar berlangsung.

Dibandingkan dengan teori belajar yang sudah dibahas sebelumnya, teori belajar sibernetik berkembang seiring dengan kemajuan dalam ilmu informasi dan teknologi. Teori ini mengklaim bahwa belajar adalah proses yang melibatkan proses kognitif dan kognitif.

 Dalam teori sibernetik, proses belajar sangat penting, tetapi sistem informasi yang akan dipelajari siswa lebih penting daripada prosesnya sendiri. Informasi ini akan menentukan langkah-langkah. Sistem informasi yang dipelajari sangat memengaruhi bagaimana proses belajar akan berlangsung.

Salah satu asumsi dari teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajar yang ideal untuk setiap situasi dan untuk setiap siswa. karena sistem informasi sangat memengaruhi cara belajar. Salah satu siswa mungkin menggunakan satu macam proses belajar untuk mempelajari informasi tertentu, dan siswa lain mungkin menggunakan metode belajar yang berbeda untuk mempelajari informasi yang sama. Berdasarkan teori belajar sibernetik, dasar manajemen pembelajaran adalah upaya guru untuk membantu siswa mencapai tujuan belajarnya dengan memanfaatkan komponen kognisi siswa, terutama komponen pikiran, untuk memproses stimulus dari luar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline