Lihat ke Halaman Asli

Pengukuran Intelegensi: Kontroversi IQ

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Intelegensi anak dapat diukur melalui tes psikomotorik baik secara individual maupun kelompok. Tes Individual paling populer dan paling banyak digunakan adalah Wechsler Intellegence Scale for Children (WISC-IV) untuk anak usia 6 sampai 12 tahun.

Penggunaan tes intelegensi psikosometrik masih menjadi kontroversi. Dari sisi pro, tes IQ telah terstandarisasi dan digunakan secara luas dalam memaparkan ukuran intelegensi anak. Di dalamnya dipaparkan pula norma, validitas, dan reliabilitas. Bahkan pada usia 11 tahun, IQ dapat memprediksi panjangnya hidup, fungsi kemandirian, dan ada tidaknya demensia (Whalley dkk, 2000)

Dari sisi kontra, tes IQ dinilai meremehkan intelegensi anak yang memiliki gangguan kesehatan. Misalnya si anak sedang sakit atau mungkin dalam keadaan xmood yang kurang baik saat proses mengerjakan test. Terkadang hasil testtidak pernah tetap setiap dilakukannya test untuk anak yang sama. Keadaan anak dalam pengerjaan test inilah yang terkadang menjadi penyebab adanya perbedaan hasil test IQ bagi seorang anak

Selain itu terdapat pendapat fundamental menyatakan bahwa Tes IQ tidak dapat mengukur kemampuan yang asli. Untuk alasan ini penolakan kuat masih tetap terkait dengan seberapa akurat test ini dalam memperkirakan intelegensi seorang anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline