Lihat ke Halaman Asli

Apa itu Lupa? Bagaimana Terjadinya Lupa? Lupa adalah

Diperbarui: 4 April 2017   16:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Suatu hari ada seorang mahasiswa sibuk keluar masuk ruangan demi mencari sebuah kunci motornya, seluruh tenaga ia gunakan untuk memeriksa semua rute ruangan yang ia lewati kemarin saat ia memegang kunci terakhir kali. Tiga hingga lima kali ia keluar masuk beberapa ruangan namun tidak kunjung bisa menemukan. Rasa Jengkel dan sumpah serapah terhadap diri sendiri ikut andil dalam hal ini. Setelah satu jam berusaha, ia menyerah dan memutuskan untuk tidak masuk kuliah. Dan saat pikirannya kembali tenang, tiba-tiba memori tentang tempat dimana ia meletakkan kuncinya muncul dan ia bisa menemukan kembali kunci motornya. Contoh ini merupakan hal yang lumrah terjadi dalam kehidupan kita. Penyebabnya tak lain adalah keteledoran yang disebabkan oleh suatu hal bernama lupa.

Lupa. Suatu hal yang semua orang tentu pernah mengalaminya. Mulai dari anak kecil hingga orang tua renta. Ini bukan karena dia adalah penyakit menular, ada yang mengatakan bahwa lupa merupakan sebuah konsekuensi logis dari makhluk yang mempunyai daya ingat. Terkadang sangat menyebalkan saat lupa menghampiri kita, saat kita membutuhkan sebuah informasi penting, namun informasi itu tidak muncul dalam otak kita. Contohnya lupa dalam mengingat pelajaran, meletakkan sesuatu, dan lain-lain. Mulai dari hal-hal kecil yang dianggap remeh hingga menjadi sebuah kebiasaan.

“Manusia adalah tempatnya salah dan lupa”

Tentu kita sering mendengar pernyataan tersebut diatas, benar? Bahkan dalam sebuah hadits disebutkan bahwa cobaan orang berilmu salah satunya adalah lupa. Tetapi, bukan berarti kita dapat menggunakan kalimat-kalimat tersebut secara sembarangan sebagai alasan untuk pasrah dan menyalahkan keadaan saat kita lupa serta menjadikan kita malas mengingat kembali. Bagaimana pun lupa tidak boleh diremehkan. Disisi lain terkadang lupa juga merupakan sebuah anugerah. Bisa dibayangkan betapa susahnya saat kita tidak bisa melupakan hal-hal yang mungkin akan mengganggu kehidupan kita di masa depan, jika manusia tidak lupa terhadap segala hal, akan menjadi halangan yang besar dalam kehidupan. Jika manusia tidak bisa melupakan, maka manusia akan diganggu detil-detil fakta dan kejadian remeh yang terus-menerus merongrong kesadarannya.

Ada memang, saat dimana seseorang harus mengingat, dan ada pula saat dimana seseorang harus benar-benar melupakan sebuah kejadian.

Jadi bagaimanakah otak kita bekerja dalam hal ini, sehingga dapat menyebabkan suatu hal bernama lupa itu muncul? Apa yang menyebabkan kita bisa lupa? Bagaimana cara mengurangi prosentase munculnya lupa?

Berikut akan dibahas satu persatu.

Bagaimana bisa otak kita yang begitu “hebat” bisa lupa terhadap hal-hal kecil. Sebenarnya lupa bukan sebuah patokan mutlak untuk menunjukkan apakah seseorang telah mulai pikun, Ada beberapa faktor yang membuat kita lupa, diantaranya adalah:

1.Kemampuan otak sadar hanya mampu menyerap kurang lebih 7 hal dalam suatu waktu

Dengan kapasitas yang terlalu kecil ini,otak kita hanya akan mampu menampung hal-hal yang melintas secara sementara, dan akan hilang begitu sudah digantikan dengan hal lainnya.

2.Aus / rusaknya ingatan

Ingatan dikatakan rusak, bila sebuah informasi itu tidak pernah diulang kembali (rehersal). Informasi yang disimpan dalam ingatan akan meninggalkan jejak-jejak memori. Dengan berlalunya waktu, memori tersebut akan terkikis dan menyebabkan kemunduran dalam daya mengingat.

3.Adanya penumpukan ingatan

Bila informasi yang baru kita terima menyebabkan sulit mencari informasi yang sudah ada dalam ingatan kita disebut interferensi retroaktif. Sedangkan bila informasi yang baru kita terima sulit diingat karena adanya pengaruh ingatan yang lama disebut proses interferensi proaktif. Saat kita lupa karena interferensi ini berarti terjadi penumpukan ingatan di satu tempat, dan kusut ketika akan dikeluarkan.

4.Represi

Represi adalah kesengajaan melupakan suatu kejadian oleh seseorang karena kejadian yang dialami dirasa merugikan

5.Penyaringan

Pada proses terjadinya ingatan, informasi yang masuk tidak serta merta disimpan, melainkan melewati proses penyaringan atau penyeleksian. Pada saat penyaringan ini banyak kesan-kesan yang hilang, menyisakan informasi-informasi yang dianggap penting saja.

Sebenarnya ada banyak sekali hal yang membuat kita lupa, berbagai macam buku pun memaparkan alasan-alasan dengan sangat jelas. Nah, setelah mengetahui sedikit tentang hal-hal yang mengurangi daya ingat otak, berikut adalah beberapa cara untuk menghindari fenomena terkikisnya memori yang menyebabkan perlambatan dalam mengingat sebuah informasi.

a.Banyak minum air putih

Setidaknya kita harus membiasakan minum air putih 6-8 gelas perhari. Fungsi air putih adalah untuk membantu seluruh organ tubuh agar berfungsi lebih baik

b.Lakukan senam otak

Senam otak bisa dilakukan dengan cara membiasakan mengingat kembali informasi yang disimpan dalam memori ingatan kita, misalnya membiasakan mengingat 10 nama orang teman, nama makanan kesukaan, nama tempat setiap harinya. Hal ini bermaksud untuk megingat kembali informasi yang telah ada didalam otak

c.Mengkonsumsi makanan bagi otak

Ada beberapa buah-buahan yang mengandung nutrisi untuk otak, seperti pisang, brokoli, bawang merah, dan lain-lain

d.Istirahatkan otak

Istirahatkan otak kita dengan tidur yang cukup. Fungsi tidur adalah untuk mengistirahatkan dan meregenerasi otak

e.Rilekskan otak

Menghindar dari kerja otak yang terlalu keras. Stres. Lakukan hal hal yang kita sukai saat melakukan suatu pekerjaan. Mendengarkan musik, melihat pemandangan, dan lain-lain yang sekiranya membuat kita senang.

f.Asah otak

Asah otak kita dengan hal-hal yang berhubungan dengan daya ingat pengetahuan. Seperti mengisi TTS yang dapat kita temukan di toko majalah, koran.

Selain itu, buatlah diri kita untuk selalu berfikir positif. Berfikir positive dapat menjadikan otak kita lebih sehat bila dibandingkan dengan orang yang selalu berfikir negative.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline