Sebenarnya tulisan ini tak sengaja dibuat. Namun, setelah penulis pikir ulang. Penulis masih belum bisa menemukan sebuah pengertian, definisi, hingga subtansi dari pendidikan yang relevan dan memang benar-benar murni, asli, dan lahir dari pemikiran ilmuan Indonesia.
Akhir - akhir ini Indonesia sedang menghadapi dua Tantangan besar dalam prosesnya menghadapi masa depan. Tantangan pada Bonus demografi dengan skala nasional dan revolusi industri dengan skala internasional membuat Indonesia harus menyeimbangkan keduanya melalui beberapa proses yang cukup panjang.
Berbicara perihal bonus demografi tak luput juga dari pembahasan yang bersangkutan dengan pendidikan. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa bonus demografi adalah fase peningkatan penduduk sebuah negara pada usia produktif yaitu antara 16 hingga 65 tahun. Dalam peluang ini, pendidikan menjadi solusi utama untuk menghadapi bonus demografi saat ini dan untuk masa yang akan datang.
Produktifitas dan objektifitas dalam pendidikan menjadi tolak ukur keberhasilan. Karya-karya yang tercipta dan berdampak positif merupakan buah dari manisnya proses pendidikan.
Pada dasarnya Pendidikan adalah usaha dasar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak, ilmu hidup, pengetahuan umum serta keterampilan yang diperlukan dirinya untuk masyarakat.
Adapun unsur-unsur pendidikan yang perlu kita ketahui dan perlu kita aplikasikan secara runtut agar pencapaian dari hasil pendidikan dapat terukur, produktif, dan objektif.
Beberapa unsur yang paling utama dalam sebuah pendidikan adalah peserta didik, pendidik, keluarga, lingkungan, dan sekolah. Di lain sisi, apabila kita melihat lebih dalam lagi pada proses pendidikan, yakni pada proses interkasi antara pendidik dan peserta didik terdapat sebuah nilai atau subtansi pendidikan yang terkandung di dalamnya.
Dalam proses pendidikan ini tugas seorang pendidik adalah mengaplikasikan metode pendidikan ilmu pengetahuan yang telah dirancang dan menanamkannya kedalam alam bawah sadar (soft skill) kepada setiap peserta didik.
Artinya, upaya dan usaha seorang pendidik dalam memberikan ilmu pengetahuan dan menjadikannya sebuah satu kesatuan dalam kepribadian seorang peserta didik. Yang diharapkan peserta didik mampu merespon, menanggapi, dan menyikapi fenomena-fenomena yang terjadi pada lingkungan sekitarnya. Seperti halnya peserta didik Sekolah Dasar (SD) yang sedang menyirami bunga atau sedang menolong temannya yang sedang kesusahan.
Bentuk perilaku itulah merupakan wujud dari berhasilnya proses pendidikan dan pembelajaran dari Ilmu Pengetahuan yang telah diajarkan. Berbeda lagi dengan mahasiswa, hendaknya selalu merespon problematika yang melebur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan memberikan kontribusi berupa aksi maupun sebuah karya yang lebih bermanfaat dan berdampak positif secara masif.
Mari kita lihat pendidikan dalam lingkup yang lebih kecil yaitu keluarga. Seperti yang sudah dijelaskan bahwasannya keluarga merupakan salah satu unsur pendukung dalam pendidikan.