Lihat ke Halaman Asli

Zayyan FarrasTaqi Muhammad

My blood is only for strugle no more

Dinamika Organisasi Kepemudaan

Diperbarui: 3 November 2021   17:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Dewasa ini organisasi kepemudaan dalam kehidupan masyarakat semakin relavan dan semakin eksis diburu oleh kaum pemuda. Dengan semangat muda yang masih menggelora mereka berlomba - lomba untuk menyajikan, kontribusi terbesar bagi bangsa. Segala macam organisasi kepemudaan memiliki peran masing - masing dalam bidang mereka sendiri. Seperti ; Organisasi Mahasiswa Ekstra kampus (ORMEK) yang bergerak dalam bidang kemahasiswaan (akademisi), Organisasi sosial yang bergerak membantu masyarakat dalam menangani bencana sosial, Organisasi pecinta lingkungan yang ikut berkontribusi melestarikan alam, dan masih banyak organisasi lainnya yang turut berpartisipasi menentukan arah bangsa.

Dalam hal ini, peran dan fungsi organisasi kepemudaan sangatlah penting. Setiap organisasi mendidik anggota mereka masing - masing yang disesuaikan dengan kultur organisasi dan memberikan doktrin - doktrin internal organisasi yang mereka ikuti. Kemudian, mereka yang telah terdidik akan menjadi kader penerus bangsa sekaligus kader penerus tonggak perjuangan organisasi mereka sendiri.

Lagi - lagi, dengan semangat yang terlalu menggelora membakar hati mereka hingga tak saling mengasihi. Ingin saling menunjukkan eksistensi tinggi dan selalu berusaha untuk saling menguasai. Pada hakikatnya semua organisasi kepemudaan yang bergerak dalam bidang mereka masing - masing memiliki kesamaan tujuan secara universal, yaitu membangun dan mengharumkan nama bangsa walaupun hanya berbeda dalam segi teks ataupun narasi dari tujuan tersebut. Hal itu lah yang membuat konflik antar organisasi terjadi. Beda konsep tujuan, beda konsep kebaikan, dan beda konsep pergerakan. Tetapi hal semacam ini tak hanya terjadi dalam konflik antar organisasi saja.

Dalam internal organisasi pun mengalami kejadian yang sama, konflik internal yang berkepanjangan dan tidak segera teratasi membuat laju organisasi semakin lambat bahkan mengalami stagnasi yang cukup signifikan. Konflik semacam ini ( perbedaan konsep ) tidak akan teratasi tanpa adanya musyawarah satu sama lain. Dilain sisi mereka harus mengedepankan kemaslahatan bersama dan membuang sikap egois dari masing - masing organisasi maupun internal organisasi. Memang sangat mudah untuk ditulis dan dipaparkan kepada halayak publik.

Tak jarang organisasi - organisasi kepemudaan mengadakan diskusi publik tentang persatuan. Namun, untuk melakukan hal semacam ini sangatlah rumit dan membutuhkan daya juang yang cukup besar dan mental yang benar - benar kuat. Begitupun dengan kejadian yang terjadi di lapangan, terkadang tak sesuai dengan konsep yang telah didiskusikan dan terkadang ada saja oknum - oknum yang ingin mencari keuntungannya saja tanpa ingin bersusah payah. Akan tetapi, dengan adanya musyawarah, penulis rasa hanya itu yang dapat meredam konflik untuk sementara.

Apa yang penulis tuliskan semua berdasarkan analisa dan observasi semata, istilah lainnya hanya sebatas pengalaman saja tanpa merujuk pada refrensi manapun dan butuh dikembangkan agar lebih sempurna sehingga dapat menjadi manfaat untuk masa yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline