Lihat ke Halaman Asli

Zaenul Arifin

Praktisi Pendidikan Sains

Pembelajaran dengan Keteladanan dan Pembiasaan bagi Anak

Diperbarui: 6 Februari 2022   17:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasullah Suri Teladan yang baik"

Bagi setiap orang tua, memiliki anak yang sholeh dan sholihah merupakan harapan dalam hidupnya. Karena anak yang sholeh dan sholihah merupakan asset dunia dan akhirat yang mampu mengalirkan pahala kepada kedua orang tuanya, meskipun orang tuanya telah meninggal dunia. 

Sebagaimana sabda Rosulullah saw  : " Apabila manusia meninggal dunia, terputus semua amalnya kecuali 3 (tiga) perkara, yaitu shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang sholeh yang selalu mendoakan kedua orang tuanya".

Kemudian yang jadi pertanyaan adalah, apa yang bisa dilakukan orang tua untuk mencapai harapannya tersebut? Karena harapan tanpa adanya upaya yang sungguh-sungguh adalah sia-sia dan hanya sebatas harapan kosong semata.  Oleh karena itu dibutuhkan perjuangan, kesabaran, dan keteguhan niat untuk mewujudkannya.

Anak merupakan amanah yang wajib dijaga, dipelihara, dirawat, kasihi, diberi pendidikan dan kehidupan yang layak.  Pendidikan layak yang dimaksud adalah  bimbingan dan arahan yang terus menerus terhadap anak untuk menanamkan nilai-nilai agama sebagai pondasi dalam kehidupannya di masa depan. 

Lantas bagaimana cara menanamkan nilai-nilai agama tersebut ??? Cukupkah dengan memilihkan sekolah yang "islami" ?  Diikutkan sekolah Dinniyah atau TPA ?? Bahkan memanggil guru agama privat ??  Jawabnya tentu tidak cukup !!! Memang benar dengan bersekolah di sekolah islami, anak akan bertambah ilmu agamanya dibanding di sekolah "biasa". 

Demikian juga dengan sekolah dinniyah, TPA atau guru privat agama. Yang terpenting adalah terciptanya kondisi yang kondusif di lingkungan terpenting bagi anak yaitu keluarga.

Betapapun anak mendapat pengetahuan agama yang baik di sekolah, di TPA, atau yang lain, tidak akan besar pengaruhnya dibandingkan dengan memperolehnya secara langsung dalam keluarganya. Dari ayah, Ibu, kakak, dan orang-orang dewasa  yang berada di sekitarnya. 

Di sinilah fungsi keteladanan dan pembiasaan  sebagai metode penanaman nilai-nilai agama yang sangat efektif. Falsafah jawa mengatakan "iso amargo soko kulino" adalah ungkapan yang sangat tepat dalam pembelajaran buat anak. 

Beberapa contoh nyata dalam dunia bisnis (profesional) ternyata lahir dari mereka yang tidak pernah mengenyam pembelajaran formal. Mereka berhasil dan profesional karena melakukan dan membiasakan dari apa yang dialami. Demikian halanya dengan pembentukan karakter (self konsep) pada anak. 

Keteladanan terbukti efektif dalam menanamkan nilai-nilai pada anak, terutama pada anak usia balita dan usia Sekolah Dasar. Dimana anak usia ini memiliki sifat khas yaitu imitasi (meniru). Anak-anak usia ini menganggap perilaku orang dewasa sebagai sesuatu yang seharusnya benar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline