Apakah kita benar-benar membutuhkan kemajuan teknologi yang merenggut kehidupan dari kenyataan, apakah kenyataan hanya milik orang berada.Aku tak mau menjadi robot aku tak mau menjadi debu, apakah salah jika kita tetap memilih menjadi manusia tanpa kehilangan kemanusiaan. Saat semua bergerak terlalu cepat kadang kita sampai pada titik kita tak lagi mengenal tetangga kita.
Percepatan industri membuat kita lupa apa tugas kita sebagai manusia. Tugas manusia adalah untuk beribadah jika seseorang larut dalam keasikan mengejar dunia akan ia ingat pada Tuhannya. Aku kecil diantara semesta aku akan hilang di antara putaran waktu tapi aku ingin ada menjadi manusia tanpa kehilangan rasa kemanusiaan.
Meski di ucapkan secara bercanda tetap saja rasa kemanusiaan kita terkikis saat seseorang berkata bahwa kita teknologi telah menggantikan posisi manusia. Aduhai tuan terpelajar apa hidup hanya soal beberapa banyak uang kita atau masih ada kebahagiaan persahabatan di dalamnya.
Di kota pagi begitu tergesa-gesa di sini tidak, kami bisa berlibur sesuka hati, jika ingin buah terkadang angin mengantarkan kepangkuan kami.
Apakah engkau mengajak kami untuk bersama-sama meninggalkan rasa kemanusiaan kami.
Kami adalah manusia maka biarkan kami menjadi manusia. Sesungguhnya kami bukan robot robot industri juga bukan debu debu peradaban.
Aku memilih sunyi, karena Tuhan Maha Indah dengan segala ciptaan-Nya.
Mari berdiskusi lebih jauh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI