Lihat ke Halaman Asli

Zaenal Eko

Pernah jurnalis

New Kendedes; Dangdut Koplo, Perempuan dan Ekonomi Kreatif

Diperbarui: 5 Desember 2022   22:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Rather than the male-dominated, exploitative recording and performing industries I'd expected, I found that the dangdut industry is full of powerful women: producers, managers, MCs, radio hosts, fan clubs, and instrumentalists. In dangdut koplo industries, as in much of political and economic life in Java, women are more strongly represented in positions of power in comparison with the US.

Ketimbang didominasi laki-laki, industry panggung dan rekaman yang eksploitatif seperti yang saya bayangkan sebelumnya, ternyata industry dangdut ini penuh dengan kuasa perempuan; produser, manajer, MC, penyiar radio, kelompok penggemar dan para musisinya. Pada industry dangdut koplo, seperti halnya kehidupan politik dan ekonomi di Jawa, perempuan sangat terwakili dalam memegang kuasa, dibandingkan Amerika Serikat.

_____________

Demikian itulah potongan paragraf dari disertasi Andrea Louise Decker dari University California Riverside, berjudul Desire and Dangdut Koplo: Women's Aspirations and Mobility in Indonesia's Most Popular Music yang diterbitkan lewat situs proquest bertarikh September 2021. Menariknya, salah satu pengujinya ialah Professor Muhammad Ali, dosen dari Indonesia yang memang mengajar di kampus tersebut.

Dangdut koplo sudah banyak ditulis, termasuk oleh para kompasianer. Para maestro kendang dan juga berdirinya para grup musik dari Jawa Timur yang tersebar dari berbagai kota ini sudah menjadi rahasia umum di kalangan banyak penggemar seiring sering tampilnya mereka di panggung-panggung rakyat terutama di Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga kawasan pantura Jawa Barat. Hampir tidak ada yang baru dalam industry dangdut koplo, kecuali seperti ditulis Andrea di atas, yakni pekatnya dominasi perempuan. Salah satu belakangan yang sedang menanjak reputasinya dan patut diperhitungkan yaitu Grup New Kendedes.


Sumber: https://youtu.be/Rhfe8RidbKI

Walaupun belum pernah melihat langsung penampilannya di panggung, kelompok music dangdut New Kendedes yang bermarkas di Kediri, Jawa Timur ini cukup menggugah perhatian. Setiap tampil, yang gampang disaksikan dari layar media sosial, semua personilnya perempuan walaupun pernah tampak dalam potongan video lain adanya tampilan personel laki-laki. 

Jamaknya kelompok performer musik, para musisi dan vokalis grup ini sering tampil dari panggung ke panggung terbuka, melipir berbagai kampung hingga kota. Tidak hanya event-event besar seperti perayaan peristiwa tertentu di perusahaan besar, konon pernah diundang PT Freeport dengan naik pesawat carteran ke Timika, tetapi juga hajatan rumahan seperti kawinan dan sunatan di pelosok desa. Profesionalitas yang kelihatannya dijunjung tinggi walau media dan televisi mainstream amat belum mengakrabinya.

Coretan ini tak hendak melihatnya dari kehebatan musisi-musisinya, yang tentunya sudah banyak dikenali publik pecinta lagu-lagu dangdut kontemporer. Penggemar New Kendedes tentu sudah paham dengan nama-nama personel serta alat music yang dimainkannya. Mungkin juga tahu betul personel lama dan personel baru yang menggantikan personel lama. 

Konon yang terbaru misalnya pemain bas yang asli Wonogiri dan diketahui populer sebelumnya lewat cover bass beberapa lagu yang terunggah di akun YouTube. Nah, seperti amatan Andrea di atas, kuasa perempuan sangat jelas dalam grup ini. Tak ubahnya seperti grup Monata, grup dangdut sesama Jawa Timur yang juga dikelola tangan dingin perempuan (Bunda Mintul). Hanya New Kendedes mungkin lebih ekstrem, karena hingga semua musisinya perempuan di bawah komando Bunda Lilis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline