Lihat ke Halaman Asli

zaenalafandi

Mahasiswa institut al Azhar Menganti

Revitalisasi Makam Buyut Singorojo dan Buyut Gading Sari: Menghidupkan Kembali Warisan Sejarah Sukosari

Diperbarui: 10 Januari 2025   16:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Mahasiswa KKN ISTAZ desa Sukosari bersama masyarakat setempat

Dusun Singoprono, Desa Sukosari, Lamongan, menyimpan sebuah tempat bersejarah yang menjadi saksi bisu perjalanan panjang masyarakatnya. Makam Buyut Singorojo dan Buyut Gading Sari, yang dikenal luas oleh masyarakat sebagai makam Buyut Singoprono, adalah tempat peristirahatan bagi dua tokoh besar yang berjasa dalam membabat alas Desa Sukosari. Namun, makam ini sebelumnya kurang mendapatkan perhatian dan perawatan yang layak. Oleh karena itu, diperlukan langkah revitalisasi yang tidak hanya memperbaiki kondisi fisik makam, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya warisan sejarah ini.

Pada Kamis, 9 Januari 2025, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Institut Al Azhar, bekerja sama dengan masyarakat dan tokoh desa, melaksanakan program revitalisasi makam ini. Program ini tidak hanya berfokus pada perbaikan fisik seperti pembersihan area makam dan penggantian pagar yang rusak, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai nilai sejarah dan spiritualitas yang terkandung di dalamnya.

Mengapa Revitalisasi Diperlukan?

Foto makam Buyut Singorojo dan Buyut Gading Sari sebelum direvitalisasi

Makam Buyut Singorojo dan Buyut Gading Sari selama ini kurang mendapat perhatian dari masyarakat. Pagar makam sudah rusak, semak-semak tumbuh liar, dan sebagian besar generasi muda tidak lagi mengenal arti pentingnya makam ini. Padahal, makam ini merupakan simbol dari perjuangan dan pengabdian para pendahulu yang berjasa membangun Sukosari.

Pembatas makam yang terlihat lapuk dan daun-daun kering yang berserakan di sekitarnya

Sebagai masyarakat yang beragama, sudah menjadi kewajiban kita untuk menghargai dan merawat warisan sejarah. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:

من لم يشكر الناس لم يشكر الله 

(Barang siapa tidak bersyukur kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah.)

Hadis ini mengingatkan kita bahwa penghargaan terhadap jasa sesama manusia, termasuk para pendahulu, adalah bagian dari rasa syukur kepada Allah. Dengan melakukan revitalisasi makam ini, masyarakat menunjukkan penghargaan yang tulus terhadap jasa para leluhur yang telah berkorban untuk pembangunan desa.

Kondisi Makam Buyut Singorojo dan Buyut Gading Sari: Sang Pembabat Alas Desa Sukosari 

Rangkaian Kegiatan Revitalisasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline