Lihat ke Halaman Asli

Ikut Pilgub DKI, Bu Risma Ingatlah Nasehat Guru Anda!

Diperbarui: 9 Agustus 2016   13:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok pribadi

Bu Risma yang saya hormati, saya yakin Anda tidak lupa dengan dukungan dan doa masyarakat Surabaya ketika melihat Anda menangis di acara Mata Najwa beberapa tahun silam. Tekanan politik yang sedemikian hebat Anda alami, membuat Ibu sedemikian tertekan hingga tangis pun tak lagi Ibu tahan. Melihat air mata Anda jatuh, masyarakat Surabaya tiada henti memberikan dukungan kepada Anda untuk bertahan. Melihat dukungan rakyat Surabaya yang sedemikian kuat hingga membuat Ibu Megawati turun gunung menenangkan kadernya yang ingin menyingkirkan Anda memimpin kota Pahlawan.

Kini saat rakyat Surabaya mempercayakan amanah memimpin Surabaya lagi untuk ke dua kalinya kepada Anda. Akankah Anda tinggalkan dan khianati kepercayaan itu? Sedemikian cinta rakyat Surabaya kepada Anda, mereka bangga dan bersyukur diberikan Tuhan pemimpin seperti Anda. Dan bukankah Anda sudah pula terikat janji dengan mereka hingga 2020 ke depan untuk memberikan yang terbaik kepada mereka?

Kini, saat sedemikian besar cinta dan kepercayaan rakyat Surabaya untuk Anda. Akankan Anda pergi meninggalkan mereka. Menuruti keinginan sebagian orang yang punya aneka kepentingan. Mereka mendorong Anda untuk ikut Pilgub di Jakarta sana? Ingat Bu, mereka yang mendorong, memanas-manasi, dan mengajak Anda untuk maju di pilgub DKI itu adalah orang yang punya banyak kepentingan. Mereka berdalih Jakarta membutuhkan sosok seperti Ibu, padahal hakekatnya mereka ingin menjerumuskan Ibu ke dalam lembah kehinaan.

Ibu, masih ingat menjelang Ramadhan (28/5) kemarin, acara yang Ibu selenggarakan. Meminta nasehat kepada Ulama. Di depan ribuan warga dan jajaran pegawai Pemkot Surabaya di halaman Sentra Ikan Bulak (SIB) Kenjeran, Surabaya. Saat itu guru Anda menasehati dan memberi pesan kepada Anda agar Ibu tidak terpengaruh dengan partai politik atau kelompok manapun yang mendorong-dorong Ibu untuk ikut Pilkada DKI meniggalkan Surabaya di tengah zaman partokrasi seperti ini.

dok pribadi

Bu, tanyalah pada nurani Ibu. Saya dan juga banyak orang yakin bahwa Ibu adalah Ibu Risma yang dulu. Taat pada Ulama, mencintai rakyat, tidak tunduk pada parpol dan tidak rakus kekuasaan. Semoga Allah selalu melindungi dan menjaga Ibu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline