Lihat ke Halaman Asli

Pemberdayaan Masyarakat Desa Bercak dalam Pemanfaatan Sampah Organik untuk Pembuatan Pupuk Kompos

Diperbarui: 1 Februari 2024   22:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.pri

Bercak, 23 Januari 2024- Sebagai bagian dari Program Kerja Keilmuan pada  Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro, Tim I Tahun Ajaran 2023/2024, menggelar kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Bercak dalam Pemanfaatan Sampah Organik untuk Pembuatan Pupuk Kompos (composting). Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah organik yang masuk ke tempat pembuangan akhir, tetapi juga untuk menciptakan sumber daya yang bernilai tambah, yaitu pupuk kompos. 

Puluhan warga desa berkumpul diBalai Desa Bercak, tempat kegiatan ini dilaksanakan, dengan antusiasme tinggi. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Desa Bercak, Bapak Nur Ichsan, yang menyampaikan pentingnya kerja sama masyarakat dalam mengatasi permasalahan sampah.

Proses pemanfaatan sampah organik dimulai dengan penyuluhan oleh Zaenab Annabelah mahasiswa KKN dari jurusan Kesehatan Masyarakat yang menjelaskan langkah-langkah pembuatan pupuk kompos secara sederhana dan efektif. Masyarakat diajak untuk memahami peran mereka dalam memilah sampah organik di rumah dan menyusunnya menjadi tumpukan kompos yang bernilai.

dok.pri

"Langkah kecil seperti memisahkan sampah organik di rumah kita dapat memberikan dampak besar bagi lingkungan dan ekonomi lokal. Pupuk kompos yang dihasilkan dapat digunakan untuk memperkaya tanah pertanian, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, dan pada akhirnya meningkatkan hasil panen," ungkap Zaenab. Hal ini diharapkan dapat memberikan wawasan lebih luas kepada masyarakkat tentang potensi dan manfaat dari sampah organik yang sebelumnya dianggap sebagai limbah.

Kepala Desa menyatakan, "Kami berharap bahwa melalui kegiatan ini, masyarakat kami tidak hanya mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari penjualan pupuk kompos, tetapi juga menjadi agen perubahan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan."

Kegiatan pemberdayaan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab interaktif, di mana para audiens aktif bertanya tentang cara praktis dalam menerapkan langkah composting dan pemeliharaannya. Diharapkan, langkah kecil ini akan menjadi tonggak awal untuk menciptakan masyarakat yang lebih sadar lingkungan dan mampu memanfaatkan potensi sampah organik untuk keberlanjutan hidup.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline