Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa KKN UPGRIS Melakukan Penghijauan di Sekitar Embung Patemon

Diperbarui: 12 Februari 2022   00:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Embung Patemon merupakan salah satu diantara tempat tadah air di Kota Semarang. Embung Patemon berada di kampung Sriging Rt. 001, Rw. 001 kelurahan Patemon, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Awal mula adanya Embung Patemon tak lepas dari kampung Sriging dan sekitar yang setiap musim kemarau mengalami kekeringan, akibatnya warga kekurangan air bersih, hingga sawah susah untuk ditanami tanaman. 

Kendala tersebut teratasi berkat dibangunnya Embung Patemon tahun 2017 oleh Balai Besar wilayah sungai (BBWS) Kementrian Pekerjaan Umum (PU). Embung Patemon memiliki fungsi utama sebagai area tadah hujan hingga sumber irigasi pertanian kelurahan patemon dan sekitarnya. Selain itu Embung Patemon juga berfungsi sebagai area pemancingan, area Jogging hingga berswafoto.

Untuk mengembangkan potensi yang ada di kelurahan Patemon tersebut dipilihlah wilayah Embung Patemon Sebagai Kampung Tematik dengan tema " Kampung Wisata Embung". Tema tersebut dipilih memiliki tujuan mendorong wilayah tersebut menjadi tempat pertumbuhan perekonomian. 

Masyarakat juga mempunyai keinginan embung tersebut dimanfaatkan untuk keramba pembesaran ikan, di lingkungan tersebut diharapkan roda perekonomian berkembang dengan transaksi jual beli serta dapat dikembangkan lagi tempat pengolahan ikan dari hasil mancing maupun keramba pembesaran ikan. 

Setelah adanya Embung Patemon kelurahan patemon mengalami perubahan yang sangat signifikan. Lingkungan yang dulunya daerah perkebunan dan persawahan tadah hujan tidak banyak dikenal masyarakat sekitar. Sekarang desa Patemon melakukan pengembangan untuk memperbaiki perekonomian masyarakat dengan pengembangan potensi Kampung Wisata Embung.

dokpri

Pengembangan potensi wisata di Embung Patemon diawali dengan adanya lomba mural. Lomba tersebut bertujuan untuk memperindah dinding sekitar embung yang sudah berlumut dan tidak menarik. Melihat kondisi di sekitar embung yang masih panas, maka untuk mengembangkan program wisata Embung Patemon agar menambah keindahan dan penghijauan maka mahasiswa KKN UPGRIS melakukan penanaman pohon guna meningkatkan rasa peduli lingkungan dalam menjaga keindahan alam sekitar. 

Kegiatan penanaman dilaksanakan pada tanggal 8 Februari 2022 pukul 08.00-10.30 WIB dan diikuti oleh 14 mahasiswa serta didampingi oleh DPL (Dosen Pembimbing Lapangan), Lurah Desa Patemon, Ketua Rw, Ketua Rt, dan warga sekitar. Tanaman yang akan di tanam berupa tanaman hias Tabebuya dan Pachira. Tujuan penanaman tanaman hias ini guna untuk menambah penghijauan dan memperindah pemandangan di Embung Patemon. Dipilihnya tanaman Tabebuya dan Pachira dikarenakan kedua tanaman ini memiliki kelebihan dan manfaat.

Menurut penggemar tanaman hias, Supardi asal Tempel Sleman, beberapa jenis tanaman hias diyakini mempunyai khasiat kesehatan. Sehingga tak ada salahnya, jika mengelompokkan tanaman hias berkhasiat juga menjadi tanaman obat. Bisa disebut juga sebagai tanaman hias berkhasiat obat, misalnya ada lidah buaya, kenanga, tapakdara, puring dan pachira. Khusus tanaman pachira antara lain, bisa dimanfaatkan bagian daun dan biji buahnya.

whatsapp-image-2022-02-11-at-13-12-27-62068fa71e0cba49bf323b75.jpeg

Dokumentasi Penanaman Pachira

"Jika ditanam di pot, pachira bisa terhambat pertumbuhannya, sehingga tak bisa tumbuh tinggi dan besar seperti ketika tumbuh di alam bebas. Perbanyakan tanaman dapat menggunakan bagian biji dari buah pachira yang sudah tua", ungkapnya seperti dikutip dari harianmerapi.com. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline