Lihat ke Halaman Asli

Zacky hasan

kuli tinta

Cara Menghilangkan Posesif terhadap Pasangan

Diperbarui: 16 Mei 2022   10:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

picture from: tempo.co

Dalam hal berpasangan, tentu sebagian orang menginginkan lawan jenisnya posesif. Ingin dirinya diperhatikan, diawasi, dikasihani. Sikap tersebut ingin dimiliki sebagian orang dengan dalih prioritas. Pasalnya, orang yang mempunyai sifat posesif dalam berpasangan akan meluangkan waktunya untuk mengontrol lawan jenisnya. Di sisi lain, lawan jenis menginginkan itu, ingin dirinya menjadi prioritas utama.

Bagaimana dengan over posesif? Atau posesif yang sudah di level toxic? Perihal perasaan memang tidak ada ujungnya. Perasaan tidak bisa diperbudak oleh pikiran, meskipun kita tahu terlalu posesif bakalan membuat hubungan yang toxic. Meyakini lawan pasangan untuk setia menjadi hal utama langgengnya sebuah pasangan.

Ada beberapa faktor di mana posesif melekat pada diri seseorang. Bisa dikarenakan dari pengalaman dirinya atau sekitarnya. Istilah lain tidak ingin jatuh di jurang yang sama. 

Dengan pengalaman tersebut, timbullah rasa curiga yang berlebihan hingga ada dorongan untuk mengontrol lawan jenisnya. Selain pengalaman, lingkungan sekitar juga mendukung terbentuknya sifat posesif. Mendengar cerita percintaan teman anda yang negatif seperti perselingkuhan dll mendorong kita untuk menjadi pasangan yang posesif.

Kita adalah apa yang kita lihat. Ketika yang sering kita tonton adalah film yang berbau perselingkuhan, mungkin itu salah satu penyebabnya. 

Kenapa perselingkuhan? karena dengan film yang berbau perselingkuhan akan membuat kecurigaan dari apa yang ia tonton hingga membuat daya tarik untuk mengontol aktifitas pasangannya. Apalagi aktifitas berpasangan kalian hampir sama dengan apa ia tonton.  

Perihal solusi ada di diri anda. Mulai bijak tentang pengalaman masa lalu, kurangi berteman dengan orang toxic, kurangi mendengar cerita perselingkuhan, dan minimalisir menonton film yang berbau perselingkuhan. Mulai percaya bahwa jodoh adalah cerminan dari kita dan harus tahu bahwa sesuatu yang bersifat eksternal tidak mungkin kita bisa kontrol. 

Tentang tingkah laku pasangan kita, biarkan dia menjalaninya. Oleh karena jodoh tidak jauh dari apa yang kita lakukan. Tingkah laku pasangan kita adalah hal yang eksternal, tidak mungkin kita bisa kontrol. Mari kembali dengan menaklukkan pasangan dengan lebih dulu menaklukkan diri kita sendiri.  

    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline