Lihat ke Halaman Asli

Dampak Kenaikkan BI Rate bagi Sektor Perbankan & Berbagai Sektor Lainnya

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta (14/11). Di tengah maraknya pemberitaan akan keputusan Bank Indonesia (BI) dalam mendongkrak suku bunga acuan yakni naik 25 basis poin menjadi 7,5% timbul berbagai dampak positif dan negatif yang muncul untuk beberapa sektor di Indonesia termasuk pasar modal Indonesia. Diketahui bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung mengalami penurunan dalam dua hari transaksi perdagangan terakhir. Sementara nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) di kurs tengah BI juga anjlok ke level Rp. 11.605. Untuk sektor yang terkena dampaknya langsung adalah sektor  property dan perbankan. Sektor property terkena dampak langsung akibat kenaikan suku bunga karena suku bunga KPR juga ikut meningkat sehingga akan menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Sedangkan untuk sektor perbankan, tingginya suku bunga & jaminan dalam deposito akan membuat orang lebih memilih mendepositokan uangnya daripada berbisnis dan mengakibatkan timbulnya cost of fund lebih besar. Selain itu, tingginya suku bunga akan membuat suku bunga pinjaman semakin besar dan menjadi beban usaha bagi para pebisnis dan industri. Dan juga, bagi emiten yang memiliki hutang dalam USD dipastikan mengalami beban yang jauh lebih besar.

Semoga bermanfaat!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline