Lihat ke Halaman Asli

Zabidi Mutiullah

TERVERIFIKASI

Concern pada soal etika sosial politik

Alot Soal Cawapres dan Gambaran Sikap Poros Koalisi

Diperbarui: 11 Agustus 2023   03:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi memilih cawapres di pemilu 2024. Sumber: kompas.com/Handining

Polemik soal bakal cawapres tak pernah usai. Mulai sejak tiga kandidat kuat berdasar hasil survei di umumkan secara resmi oleh partai pengusung masing-masing, hingga sekarang belum ada satupun yang berhasil menjaring nama pendamping.

Bahkan memasuki masa waktu dua bulan menjelang pendaftaran capres-cawapres, Anies Baswedan sebagai yang pertama kali di umumkan ke publik oleh Nasdem, masih di hinggapi rasa pusing.

Hendak pilih Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono/AHY, kader PKS Ahmad Heryawan atau Mbak Yenny Wahid putri Gus Dur..?. Belakangan, malah ada informasi mengejutkan.

Bahwa ternyata, Ketua Umum Nasdem Surya Paloh tengah di pertimbangan untuk jadi cawapres Anies. Sosok yang sebelumnya di anggap lebih berminat sebagai king maker, ketimbang ikut rebutan posisi.

Sementara itu, Prabowo Subianto di Gerindra sedang bingung. Antara melepas Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar/Cak Imin, atau tetap mempertahankannya. Dua pilihan ini sama-sama sulit.

Melepas Cak Imin sama artinya membubarkan poros yang sudah terbentuk bersama PKB. Tetap menggandeng Cak Imin, ada keraguan tak bisa menang pilpres. Karena surveinya kurang signifikan.

PDIP didera persoalan serupa. Meski porosnya tak perlu teman partai lain, namun hasil survei elektabilitas sang capres Ganjar Pranowo belakangan tak seperti sebelumnya. Sekarang ini fluktuatif.

Kadang ada di posisi pertama. Tapi lain waktu kalah sama Prabowo Subianto. Posisi yang tak stabil ini pasti butuh dukungan cawapres, agar bisa leading menang pilpres.

Jika penentuan cawapres demikian alot sampai menjelang detik akhir pendaftaran pilpres, ada kemungkinan anggota poros koalisi akan berubah tidak seperti yang ada sekarang.

Meski saya yakin “ketua” porosnya masih dipegang oleh Nasdem, Gerindra dan PDIP. Adapun Golkar, walau tergolong partai besar, sulit membuat poros sendiri setelah kalah start dari Nasdem. Apalagi partai kecil macam PPP, PAN dkk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline