Tanggal 21 April 2023, lewat Megawati PDIP mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai capres. Setelahnya, Presiden Jokowi yang juga berasal dari PDIP mengumpulkan para Ketua Umum Partai koalisi pemerintah.
Minus Nasdem karena telah menyatakan diri berkawan dengan kelompok oposisi. Yaitu Demokrat dan PKS. Pasca itu semua, beberapa Ketua Umum utamanya yang digadang-gadang maju sebagai kandidat, aktif bergerak membuka komunikasi dan melakukan lobby.
Capres Gerindra Prabowo Subianto terpantau yang paling aktif. Sabtu 22 April 2023, ketemu Presiden Jokowi di Solo. 25 April, bertamu ke rumah Mantan Ketum Partai Hanura Wiranto.
Pada tanggal yang sama, mengunjungi mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, Mahfudz MD dan AM Hendropriyono. Lalu pada 1 Mei 2023 silaturahmi kepada Yusuf Kalla, Airlangga Hartarto dan Aburizal Bakri.
Kandidat dari PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, yang di gadang-gadang sebagai bakal cawapres Prabowo tak mau kalah. Hari Rabu tanggal 3 Mei 2023 kemarin, meluangkan waktu datang ke tokoh utama Partai Demokrat SBY dan AHY di Cikeas. Namun sebelum itu, Cak Imin menyambangi Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.
Semua kegiatan tersebut dibungkus agenda silaturahmi pasca lebaran Idul Fitrih. Ya tak salah memang. Karena momentumnya sangat tepat. Memanfaatkan Hari lebaran khusus untuk saling ketemu.
Bermaaf-maafan atas salah dan khilaf. Agar lebur segala dosa diantara sesama manusia. Tapi masak sich, saat bincang-bincang tak secuilpun menyinggung soal perkembangan politik terkini.
Tebakan saya, sedikit apalagi banyak tentu terselip materi tentang pemilu. Utamanya yang ada hubungan dengan pilpres 2024. Kalau benar, lalu apa yang sebenarnya terjadi pasca Ganjar naik jadi Capres dan Jokowi ketemu para Ketum Parti Koalisi..? Ini yang menarik untuk di bicarakan. Mengapa, karena terkait dengan berbagai kepentingan.
Saat para elit politik ketemu, dalam rangka merespon perkembangan, apalagi dilakukan secara masif, mustahil membawa pepesan kosong. Saya yakin ada misi di dalamnya. Entah apa itu, untuk kepastiannya saya tak tahu. Tapi tentu tak bisa lepas dari salah satu misi berikut ini. Yaitu pribadi atau kelompok yang sifatnya pragmatis. Atau buat kepentingan rakyat yang idealis. Atau bisa pula campur aduk di antara semuanya.
Pragmatiskah misi Prabowo dan Cak Imin..? Mungkin. Dalam konteks pemilu, siapa yang tak ingin pegang kekuasaan. Partai yang "dimiliki" menang pileg. Dan jadi pimpinan di lembaga Legislatif. Sementara yang bersangkutan, unggul rebutan vox pop saat bertarung di pilpres. Lalu duduk di kursi paling empuk sebagai Presiden atau Wakil Presiden. Menggiurkan bukan..?