Lihat ke Halaman Asli

Zabidi Mutiullah

TERVERIFIKASI

Concern pada soal etika sosial politik

Capres Anies Baswedan Bisa Kehabisan Power

Diperbarui: 27 Desember 2022   17:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Capres Partai Nasdem Anies Baswedan, Sumber Foto: Kompas.com

Sebelumnya, pernah saya tulis tentang tiga PR yang wajib dituntaskan oleh Anies Baswedan selaku capres partai Nasdem. Jika tidak, Anies terancam tak bisa melanjutkan cita-cita sebagai pengganti Presiden Jokowi. Meski beda sudut pandang, kini muncul pendapat serupa. Adalah pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno yang menyampaikannya.

Disarikan dari tayangan Kompas.com 17/12/2022, Mas Adi menilai moncernya elektabilitas Anies hanya sebuah eforia sesaat. Memang harus diakui. Pemilihan momentum sudah menggunakan desain yang luar biasa. Yakni tepat sebulan sebelum Anies lengser sebagai Gubernur DKI Jakarta. Tapi itu juga mengandung kelemahan. Lama-lama publik akan bosan dengan sendirinya.

Akibatnya, ke depan Anies bisa kehilangan power. Tak ada daya dan kemampuan untuk melangkah secara maksimal. Gerakannya bisa sulit, berat dan loyo. Macam kerupuk yang dibuka bungkusnya. Atau tak di taruh dalam toples tertutup rapat. Dibiarkan kena angin. Akhirnya, yang biasanya terasa renyah ketika di gigit, kini jadi melempem.

Saya lihat, power dimaksud meliputi dua hal. Pertama soal isu politik. Seperti kita maklum, kemana-mana yang dibawa Anies selalu tentang eksistensi dirinya selaku capres dan partai pengusung. Saat orasi di depan para pendukung, atau lebih tepatnya konstituen Partai Nasdem, yang di utarakan tak lain adalah pertanyaan : “Siapa Presidennya..” dan “Apa Partainya..”.

Meminjam kalimat Mas Adi, narasi yang disampaikan Anies dalam setiap safari politik itu-itu saja. Senada, menurut pandangan saya Anies dan Tim Kreatif belum memunculkan isu lain. Kehabisan ide atau memang sengaja sebagai strategi. Untuk kemudian di keluarkan nanti saat waktunya tiba...? Tak tahulah saya. Tapi kalau hal demikian dibiarkan berlanjut, prediksi di atas akan jadi kenyataan.

Kedua, posisi yang tak jelas kelaminnya. Lagi-lagi pinjam istilah Mas Adi. “Semuanya serba nanggung”. Mau tetap di kanan, rasanya risih. Hendak pindah ke kiri, tak enak. Mau geser ke tengah, tak bisa. Pendek kata, pasca deklarasi belum ada  kejutan lain yang mampu di ekspose oleh Anies dan Partai Nasdem. Bisanya, ya cuma sekedar deklarasi itu.

Anda tahu posisi Demokrat dan PKS dihadapan pemerintahan saat ini..? Ya benar. Mereka berdua adalah oposisi. Sebaliknya Partai Nasdem. Dua kali perhelatan pilpres pada 2014 dan 2019, selalu bersama Jokowi sebagai koalisi. Juga rutin mendapat jatah menteri di kabinet. Saya lihat, cukup strategis juga jabatan yang diberikan oleh presiden kepada kader Nasdem.

Posisi Anies setali tiga uang dengan Demokrat dan PKS. Ada di seberang Jokowi. Bahkan kapan hari Zulfan Lindan kasi andai-andai. Bahwa Anies merupakan Antitesis Jokowi. Sekarang, Nasdem ada rencana kuat akan bersama Demokrat dan Nasdem. Dalam konteks kepentingan yang sama pula. Yakni usung Anies sebagai capres.

Jadinya membingungkan. Demokrat, PKS dan Anies oposisi. Sementara Nasdem rekan koalisi. Di saat bersamaan, menurut gambaran Mas Adi partai Nasdem selalu gembar-gembor akan meneruskan program yang di canangkan Jokowi. Pertanyaannya kemudian, bagaimana jika nanti Anies menang pilpres 2024..? Soal IKN Nusantara misalnya. Hendak dilanjutkan atau tetap di Jakarta..? Naahh lhooo.. Pusing kan..

Apa yang saya ungkap di atas merupakan gambaran awal tentang rentetan masalah. Bahwa pencapresan Anies oleh Nasdem yang rencananya diteruskan menarik Demokrat dan PKS sebagai rekan koalisi, senantiasa di buntuti oleh potensi munculnya problem lanjutan. Kalau benar Nasdem akan meneruskan program Jokowi, kelak pasti akan di tentang oleh Demokrat, PKS dan Anies.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline