Lihat ke Halaman Asli

Zabidi Mutiullah

TERVERIFIKASI

Concern pada soal etika sosial politik

Menguak Potensi Lima Kriteria Capres-Cawapres KIB

Diperbarui: 18 November 2022   07:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para Ketua Uumm KIB, Muh. Mardiono PPP, Airlangga Hartarto Golkar dan Zulkifli Hasan PAN, Sumber Foto Riau24.com

Ada kemajuan cukup berarti di Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB besutan Golkar, PPP dan PAN. Tim kecil yang dibentuk, sukses menetapkan kriteria calon presiden dan calon wakil presiden untuk ditarungkan pada pilpres 2024. Hal ini sampaikan secara langsung oleh Achmad Baidlowi. Salah seorang Ketua DPP PPP.

Kalau yang menyampaikan salah satu pentolan KIB, berarti valid. Bukan info abal-abal. Apalagi, hingga kini tak ada satupun elit anggota KIB lain, baik dari Golkar maupun PAN, yang mengoreksi pernyataan Baidlowi. Selain valid, juga menunjukkan soliditas dan padunya gerakan para anggota KIB. Mereka bertiga kompak. Mengapa, karena penetapan soal kriteria dilakukan secara bersama-sama. Bukan sepihak hanya oleh salah satu partai.

Meski cuma kriteria, belum secara khusus menyebut nama capres, sudah relatif lebih bagus. Dibanding Nasdem yang terlalu berani tentukan nama capres Anies Baswedan sendirian. Sama sekali tak melibatkan Demokrat dan PKS. Padahal, sebagai sebuah tim, tentu ini kurang elok. Cenderung bermasalah. Dan benar saja. Hingga kini nasib perkawanan ketiga partai itu masih terkatung-katung.

PPP, Golkar dan PAN rupanya membaca dengan sangat serius fenomena yang terjadi pada Koalisi Perubahan. Sebuah nama yang rencananya akan disematkan pada pertemanan Nasdem, Demokrat dan PKS. Mereka tak ingin kondisi KIB sama dengan koalisi yang usung Anies Baswedan sebagai capres itu. Makanya, bicara soal kriteria saja, dilakukan bertiga. Apalagi nanti, ketika hendak tentukan figur.

Disarikan dari laporan Tempo.co, edisi 17/11/2022, lima kriteria yang harus dimiliki oleh kandidat capres-cawapres KIB adalah, pertama integritas kuat. Kedua, kualitas mumpuni. Ketiga, punya pengalaman sebagai pimpinan organisasi, baik dilingkungan pemerintah, partai atau lainnya. Keempat, komitmen terhadap nasib rakyat. Kelima, ini yang paling penting kata Baidlowi, adalah soal elektabilitas.

Melihat lima kriteria, yang nomor satu sampai empat nampaknya bersifat umum, normatif dan standard. Belum menukik tajam terarah pada kewajiban adanya potensi yang harus dimiliki oleh seorang kandidat. Kalau tak dilandasi pemikiran jernih bisa debatable. Menimbulkan multi tafsir tak berkesudahan. Kecuali kriteria yang nomor kelima. Sudah terang benderang.

Penyebutan “elektabilitas” oleh Baidlowi, tak bisa dibantah mudah ditebak. KIB ingin capres-cawapres yang diusung punya nilai jual tinggi. Ada peluang besar menang rebutan vox pop. Sebaliknya, KIB tak ingin calon yang hanya mengandalkan tampang. Tapi ketika diadu lawan kandidat lain, jebulnya keok. Ya wajar saja. Koalisi atau partai mana sich yang ingin jagoannya kalah. Ya pastilah ingin menang.

Kalau melihat elektabilitas berdasar survei terbaru, rakyat yang melek politik pasti paham. Hingga kini, yang selalu masuk tiga besar adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Lalu ada Gubernur Jawa Tengah yang juga kader PDIP Ganjar Pranowo. Dan terakhir mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang sudah lebih dulu dicapreskan oleh Nasdem.

Pilpres 2024 memang masih jauh. Ada waktu sekitar kurang lebih dua tahun hingga sampai pada hari H pencoblosan. Parpol yang ada seperti PDIP, atau gabungan koalisi partai yang sudah terbentuk macam KIB, ada cukup waktu melakukan persiapan. Baik tentang strategi, rumusan program dan terutama tentang kandidat capres-cawapres.

Bisa saja, pada rentang waktu itu terjadi pergeseran atau malah perubahan hasil survei. Ya namanya juga hidup didunia politik. Apa yang sudah ada dan terjadi, tak dijamin dapat terus bertahan atau konsisten ada di satu posisi. Suatu ketika di pinggir. Lain hari pindah ketengah. Dan pada situasi berbeda malah terjun bebas meluncur ke bawah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline