Lihat ke Halaman Asli

Zabidi Mutiullah

TERVERIFIKASI

Concern pada soal etika sosial politik

Nasib Anies Baswedan dan Nasdem walau Pilih Partai Gurem

Diperbarui: 26 Oktober 2022   07:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana Saat Anies Baswedan Dicalonkan Oleh Nasdem, Foto: Kompas.com

Entah apa yang jadi latar belakang, hingga Nasdem memutuskan Anies Baswedan sebagai capres tanpa lihat fakta suara. Mungkinkah Surya Paloh sebagai Ketum sangat yakin, bahwa Demokrat dan PKS gampang diajak masuk..? Bisa jadi begitu. Namun ternyata, keputusan Nasdem Paloh itu malah membuat Anies harus kerja keras. Mencari sosok cawapres sekaligus teman koalisi.

Meski seorang politisi, Anies bukan pengurus partai. Padahal, keberadaannya sebagai capres, amat bergantung pada sebuah parpol. Ironisnya, suara Nasdem tak cukup buat bawa Anies daftar ke KPU. Maka tugas mencari cawapres sekaligus menggandeng teman koalisi tentu bukan perkara mudah. Butuh pemikiran mendalam. Bahkan mungkin juga biaya besar.

Bisa jadi, Anies tak nyenyak tidur dibuatnya. Apalagi, realitas terakhir makin menunjukkan perkembangan kurang menguntungkan bagi Anies dan juga Nasdem. Tidak seperti perkiraan awal, rencana menarik Demokrat dan PKS ternyata amat sulit. Tak serupa dengan beli kacang di pinggir jalan. Yang dengan mudahnya diperoleh, cukup pakai uang buat bayar sekitar 10-20 ribu.

Terlebih, apa karena kesal atau bagaimana, belakangan Surya Paloh makin keras menanggapi manuver Demokrat PKS yang seakan jual mahal. Disarikan dari detiknews 22/10/2022, Ketum Nasdem ini bagai kasih ultimatum. Katanya, baik itu Demokrat, PKS atau siapa saja, mau koalisi boleh, nggak juga tidak apa-apa. Nasdem tak mau di desak-desak.

Berani juga ya Surya Paloh berujar demikian. Tapi biarlah. Itu urusan pribadi beliau. Yang jelas, meski ada beberapa kali pertemuan, kata sepakat antara Nasdem, Demokrat dan PKS belum juga terwujud. Ini ibarat sepak bola, tiap pemain di masing-masing posisi, terutama gelandang, memang sudah kasih support berupa suplai bola ke area kotak pinalti lawan. Namun, tak juga berbuah gol.

Apakah karena para pemain yang diberi tugas sebagai striker rebutan memasukkan bola..? Saya melihatnya seperti itu. Antara penyerang satu dengan lainnya tak saling toleransi. Masing-masing ingin dapat nama sebagai pencetak gol. Padahal, bola hasil operan gelandang sudah sangat bagus. Tinggal tembak saja. Tapi karena ada persaingan, akhirnya terjadi adu kaki antar teman sendiri.

Ya benar. Seperti sudah saya sering singgung pada beberapa artikel terdahulu, Demokrat dan PKS rebutan jadi pendamping Anies Baswedan. Dua-duanya saling ngotot mempertahankan keinginan. Demokrat getol mendorong Ketum-nya Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY. Sementara PKS mengusulkan nama mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (CNN Indonesia, 25/10/2022).

Sementara Nasdem sendiri, meski sepenuhnya menyerahkan pada Anies, ingin figur diluar Demokrat atau PKS. Kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Hermawi Taslim, cawapres yang masuk radar parpol Surya Paloh itu diantaranya Andika Perkasa, Khofifah Indarparawansa dan Putri Gus Dur Yenni Wahid (Kompas.com, 05/10/2022). Belakangan malah muncul nama baru. Yaitu mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.

Gimana kalau anda dihadapkan pada posisi itu. Sangat pelik bukan..? Maka kalau tak suka didesak-desak oleh parpol calon teman koalisi sebagaimana istilah Pak Paloh diatas, sebaiknya Nasdem dan Anies harus berani ambil sikap tegas. Tetap berharap Demokrat dan PKS dengan konsekwensi dihadapkan pada rebutan cawapres..? Atau lupakan itu dan beralih cari alternatif lain..?

Jelasnya kalau ingin ke Gerindra PKB, PPP, PAN dan Golkar sulit. Karena masing-masing sudah terikat pertemanan. Yaitu di KIR dan KIB. Kecuali menurunkan ekspektasi Anies, baru bisa. Hendak tarik PDIP, apalagi ini. Bukan lagi sulit. Tapi sangat tidak mungkin. Kondisi sekarang ini, meski dulunya berteman, antara Nasdem dan PDIP bagai film kartun kucing dan tikus kegemaran saya, Tom And Jerry.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline