Lihat ke Halaman Asli

Zabidi Mutiullah

TERVERIFIKASI

Concern pada soal etika sosial politik

Part-1: Otak-atik Cak Imin-Puan sebagai Duet Prabowo

Diperbarui: 7 September 2022   10:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cak Imin-Puan, Foto Dok. Twitter Muhaimain Iskandar, Via Kompas.TV

Kedatangan Puan Maharani menemui Prabowo Subianto 4 September 2022 lalu cukup memberi pengaruh terhadap persepsi tentang koalisi partai politik. 

Kepala Departemen Sospol Fiskom Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Putri Hergianasari menilai komposisi koalisi masih memungkinkan berubah. Bisa tambah atau berkurang. Nasdem, PKS dan Demokrat wait and see. (Kompas.com, 6 September 2022).

Diketahui, sebelum kunjungan Puan tersebut peta koalisi memang sudah mulai kelihatan. 

Diawali oleh kemunculan Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB yang diwakili oleh PPP, PAN dan Golkar. Lalu disusul Koalisi Indonesia Raya disingkat KIR gabungan Gerindra PKB. Sementara PDIP sendiri ketika itu masih menjadi "pengamat". Lalu, sebagaimana dikatakan Putri, Nasdem, PKS dan Demokrat masih lihat-lihat.

Tapi baiklah, untuk sementara ini anggap saja terjadi tambahan anggota koalisi KIR. Dari yang semula hanya ada dua yaitu Gerindra PKB, menjadi tiga parpol ketambahan PDIP. 

Meskipun untuk kepastiannya harus tunggu perkembangan lebih lanjut, namun mencermati apa yang mungkin akan terjadi jika itu benar, sangat menarik untuk di kulik lebih dalam. Utamanya yang berkaitan dengan skenario pasangan capres cawapres.

Dilihat dari kapasitas, yang lebih punya kesempatan untuk dipasangkan ialah tokoh sentral masing-masing parpol. Tak lain Prabowo di Gerindra, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di PKB dan Puan di PDIP. 

Maka skenario yang mungkin terjadi adalah enam pasangan, Prabowo-Cak Imin, Prabowo-Puan, Cak Imin-Puan, Cak Imin-Prabowo, lalu Puan-Prabowo dan Puan-Cak Imin.

Mana yang lebih mungkin..? Menurut saya hanya dua. Yaitu Prabowo Cak Imin atau Prabowo Puan. Mengapa demikian, karena fakta sebelumnya memang menunjukkan Prabowo lebih kuat untuk capres. Pertama dari segi elektabilitas. 

Ketum Gerindra ini punya nilai jauh diatas Cak Imin dan Puan. Dalam beberapa kali hasil survei, posisi Prabowo sering nangkring di posisi puncak sebagai kontestan yang punya peluang menang pada pilpres 2024. Mengalahkan dua gubernur  Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline