Lihat ke Halaman Asli

Zabidi Mutiullah

TERVERIFIKASI

Concern pada soal etika sosial politik

Rendang Babi dan Lagu Joko Tingkir

Diperbarui: 21 Agustus 2022   15:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sergio Klarifikasi Soal Rendang Babi, Foto. Dok. Fotokita.grid.id, Via Tribun-Sulbar.com

Beberapa waktu lalu heboh soal rendang babi yang membawa-bawa nama Padang. Ada berbagai kalangan protes. Baik dari orang luar padang, terlebih warga padang sendiri. Protes karena "intervensi" babi terhadap bumbu rendang.

Saat ini, juga terjadi protes sejenis dari kalangan tokoh NU terhadap pencipta lagu koplo Jawa berjudul Joko Tingkir Ngombe Dawet. Artinya, Joko Tingkir minum dawet. Bedanya, kalau protes rendang babi berhubungan dengan makanan, maka kasus Joko Tingkir mencolek wibawa nama seorang tokoh besar.

Disarikan dari NU.Online, 17/08/2022, adalah ulama sekelas Gus Muwafiq dan KH Anwar Zahid, juga lembaga bernama Asosiasi Kiai Lamongan, Akademisi UINSA Surabaya dan terakhir Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur yang mengajukan keberatan. Menurut mereka, lagu parikan "Joko Tingkir Ngombe Dawet" tidak mencerminkan kebudayaan serta jauh dari kepantasan.

Karena protes yang tergolong kuat itu, Farel Prayoga yang meskipun sukses besar menyanyikan Ojho Dibangdingke saat tujuhbelasan di Istana, justru gagal membawakan lagu kedua yang berjudul Joko Tingkir. Sekalipun yang minta orang nomor satu di negeri ini. Yakni Presiden Joko Widodo. Padahal, ketika itu sudah terdengar intro musik. Tanda-tanda akan segera dimulai.  Tapi mendadak Farel sendiri, Indra Bekti dan beberapa orang terlihat diskusi serius. Entah apa yang dibicarakan. Yang jelas, lagu Joko Tingkir akhirnya urung dinyanyikan.

Pelaku kasus rendang babi yang biasa dipanggil Sergio dan pencipta lagu Joko tingkir bernama Pratama memang sudah minta maaf dan menyatakan penyesalan di depan publik. Menurut Sergio, tak ada niat sedikitpun hendak melecehkan warga padang yang terkenal kuat memegang ajaran islam.

Pratama Minta Maaf, Foto Via YouTube Tama Halu 008

Dilain situasi, Pratama juga mengungkap hal yang senada, yaitu memohon maaf. Sama dengan Sergio, dia menyatakan tidak ada niatan sama sekali melecehkan nama Joko Tingkir. Itu terjadi semata karena ketidak tahuan dan kurang paham. Bahwa Joko Tingkir merupakan seorang tokoh besar leluhur para ulama terkemuka. Pernyataan maaf ini disampaikan berkali-kali di kanal YouTube Tama Halu 008 milik Pratama sendiri.

Kedua soal itu memang sudah usai. Meski tak kan pernah lupa, warga padang kembali adem. Warga NU umumnya, dan khususnya yang ada di Lamongan, nampaknya juga sudah memaafkan Pratama. Terbukti, irama lagu ciptaanya tetap dinyanyikan dibeberapa daerah. Namun liriknya dirubah Tukang Parkir.

Tapi orang yang tidak tahu adalah, hal-hal semacam itu tak bisa dibuat main-main. Selayaknya tak boleh terulang lagi. Mengapa, karena ada hubungan dengan aktualisasi akhlak. Sementara akhlak itu sendiri, merupakan patokan dasar perilaku umat manusia. Dalam islam bahkan merupakan ajaran paling utama. Hingga muncul motto yang berbunyi, "Diatas Ilmu Adalah Akhlak". Juga "Inti Dari Ajaran Islam Adalah Akhlak".

Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda, yang artinya "Tidaklah aku diutus kecuali untuk penyempurnakan akhlak". (HR Al-Baihaqi dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu). Ketika seorang sahabat bernama Hisyam bin Amir bertanya kepada Istri beliau Aisyah RA tentang akhlak Rasulullah dimaksud, Aisyah menjawab, yang artinya Akhlak Nabi SAW adalah Alquran". (HR Muslim).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline