Lihat ke Halaman Asli

Zabidi Mutiullah

TERVERIFIKASI

Concern pada soal etika sosial politik

Ferdy Sambo Harus Ditolong

Diperbarui: 16 Agustus 2022   08:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ferdy Sambo Dan Almarhum Brigadir Joshua, Foto Dok. Tribun/Istimewa, By Kompas.com

Manusia yang sedang menghadapi masalah macam Mantan Kadiv Propam Irjen Pol. Ferdy Sambo, layak ditolong. Mengapa, karena dalam keadaan tak berdaya dan mengalami kesulitan hidup. Jangan malah sebaliknya, tambah dijerumuskan misalnya. Itu tak baik. Bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang welas asih, tepo seliro, peduli dan suka menolong.

Apalagi, dihadapkan pada ancaman hukuman sangat berat. Jika hakim yang mengadili tak pandang bulu dan ketok maksimal, alamat Pak Sambo akan masuk ke alam ruh. Dari yang semula tinggal di Duren Tiga, pindah alamat ke Taman bahagia dan ketemu Almarhum Brigadir Joshua.

Sekedar diketahui, hukuman atas satu tindak pidana sebenarnya baik. Apapun jenisnya. Hukuman, mampu membuat efek jera. Lebih dari itu, hukuman juga bisa dianggap sebagai satu-satunya bentuk humanis dari keinginan manusia untuk balas dendam.

Sementara pada sisi lain, balas dendam adalah salah satu milik manusia yang bersifat sunnatullah. Sudah merupakan pemberian Tuhan dan melekat kuat tak bisa dilepas. Artinya, tidak mungkin dihilangkan. Kecuali telah bertemu malaikat pencabut nyawa. Apa maksud Tuhan taruh sifat yang dianggap jelek itu pada diri manusia, wallahu'a'lam bis showab. Hanya Tuhan sendiri yang tahu.

Maka, satu-satunya jalan yang bisa dilakukan adalah, bagaimana mengelola balas dendam agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih besar. Dalam konteks kasus saling tembak antar polisi, yang perlu dipikirkan sebenarnya perasaan keluarga Brigadir Joshua yang menjadi sebab Pak Sambo dijadikan tersangka.

Sekarang saja, perasaan mereka sudah tentu hancur lebur. Apalagi, jika pengadilan memutuskan bahwa sangkaan itu benar adanya. Pasti lebih hancur lagi. Mengingat Pak Sambo yang merupakan atasan langsung Sang Brigadir, sudah dianggap sebagai keluarga sendiri. Terutama jika melihat kedekatan hubungan sebagai ajudan antara almarhum dengan Putri Candrawathi. Istri si Mantan Kadiv Propam.

Agar sedikit bisa meredam gejolak balas dendam, hakim dipengadilan merupakan satu-satunya harapan. Jika hukuman yang dijatuhkan terhadap Pak Sambo kurang memberi rasa puas terhadap keluarga Sang Brigadir, tentu keinginan balas dendam tak tersalurkan maksimal. Secara kasat mata, bisa jadi mereka legowo. Tapi dalam hati, api amarah akan terus membara. Mungkin tak kan pernah hilang hingga kiamat.

Ini jelas pertanda buruk. Pak Sambo akan dipersonifikasikan sebagai makhluk super jahat. Pada hari-hari kedepan, jika keluarga Sang Brigadir mendengar atau mengingat nama Ferdy Sambo, tanggapan yang keluar dari ucapan keluarga Sang Brigadir mungkin berupa sumpah serapah. Meskipun kelak, kasus itu sudah lama usai.

Anda tahu, dalam keyakinan saya, ucapan atau ungkapan hati seseorang adalah doa. Dan Anda tahu juga, permohonan yang tak mungkin ditolak oleh Tuhan adalah tengadah tangan mereka yang terdholimi macam keluarga Sang Brigadir.

Coba bayangkan, betapa sengsaranya nasib Pak Sambo jika selamanya mendapat kiriman "doa" sumpah serapah dari keluarga Sang Brigadir. Bisa tersiksa dunia akhirat itu si mantan Kadiv Propam. Didunia nestapa. Di akhirat, siap-siap digiring malaikat masuk lewat pintu neraka. Wallahu'a'lam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline