Lihat ke Halaman Asli

Zabidi Mutiullah

TERVERIFIKASI

Concern pada soal etika sosial politik

Strategi Petinju Floyd Mayweather Jr. Menyulitkan Garuda U-16

Diperbarui: 11 Agustus 2022   16:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mayweather VS Pacquiao, Foto Dok. Kompas.com

Anda masih ingat pertandingan tinju antara Floyd Mayweather Jr. dan Manny Pacquiao pada 2015 lalu..? Meski menang dengan angka mutlak, tapi publik banyak tidak puas. Akibat strategi Mayweather yang selalu mundur dan peluk lawan. 

Petinju warga Amerika yang sepanjang karirnya ini tak pernah kalah tahu, bahwa Pacquiao punya pukulan keras. Lengah sedikit, bisa ambruk itu Mayweather. Antisipanya, dia pakai strategi bertahan total. Untuk sekali-kali melakukan serangan. Dalam sepakbola, ini dikenal dengan istilah parkir bis.

Dengan cara itu, Floyd Mayweather menang angka mutlat atas Pacquiao. Meskipun hasil akhirnya beda, namun begitulah fakta yang terjadi pada pertandingan semifinal Piala AFF U-16 tadi malam, antara Indonesia versus Myanmar. 

Sebagaimana Mayweather, Myanmar rupanya ngeri juga melihat agresifitas serangan dan produktifitas gol Indonesia. Akhirnya, ditirulah strategi Mayweather. Karena tak mau ambil risiko, Myanmar bertahan total. Hampir semua pemainnya numpuk dibelakang. Susah payah membendung serangan Indonesia.

Ya benar. Sepanjang babak pertama, Garuda U-16 praktis menguasai jalannya pertandingan. Ball position menunjukkan angka 60-40 untuk Indonesia. 

Sejak menit-menit awal hingga masuk jeda istirahat, Myanmar selalu terkurung oleh gempuran Garuda Muda. Terlihat, pada menit ke 3 ada kesempatan cetak gol lewat tendangan bebas. Tapi dapat di antisipasi oleh pemain Myanmar. Menit ke 4 juga begitu. Ada tendangan pojok keras meroket. Namun belum tepat karena terlalu tinggi.

Setelah itu, serangan beruntun terus dilakukan oleh anak-anak muda Indonesia. Dari menit ke 8 hingga 37. Tapi semuanya belum membuahkan gol. 

Sebaliknya, meski secara kualitas tim kita lebih unggul, anak-anak U-16 Myanmar cukup cerdik. Mampu dengan baik menerapkan strategi bertahan total dan sesekali melakukan serangan.  

Lalu disinilah kekurangan tim kita menuai dampak dan keberuntungan Myanmar ditampakkan oleh Malaikat. Bukan serangan balik memang, cuma memanfaatkan kelemahan lini belakang Timnas Garuda. Tapi disitulah justru kuncinya.

Dalam catatan saya, serangan Myanmar empat kali membahayakan gawang Indonesia. Tiga belum gol, karena mampu dipatahkan oleh tim kita. Yaitu pada menit ke 10, 16, dan 30. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline