Lihat ke Halaman Asli

Zabidi Mutiullah

TERVERIFIKASI

Concern pada soal etika sosial politik

Reuni SPG '88: Lupakan Soal Kerja, Rekatkan Saudara

Diperbarui: 6 Juni 2022   06:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alumni SPG 88, Photo By Group WA Alumni/dokpri

Kira-kira apa yang tergambar dibenak pembaca sekalian, jika ada beberapa bapak ibu guru kumpul dalam satu forum..? Tebakan saya, tentu yang dibicarakan adalah hal-hal serius dan prinsip. Membahas agenda pendidikan. Guna mencetak generasi penerus. Yang bisa berguna bagi bangsa, agama, masyarakat dan orang tua. Termasuk juga mungkin bicara soal isu yang lagi hangat sekarang. Tentang kurikulum merdeka.

Tapi, itu terjadi jika tujuan berkumpulnya para bapak dan ibu guru itu untuk diskusi, seminar, dialog atau kegiatan-kegiatan resmi ilmiah lain. Kalau pas acara reuni, tentu materi dan gayanya beda. Tidak lagi serius. Melainkan santai. Penuh canda tawa. Saling berbagi info dan pengalaman masa lalu, saat masih disekolah. Bagaimana dulu ketika dimarahi guru, masuk ruang kelas terlambat, diperintah tulis materi pelajaran dipapan tulis dan sabagainya.

Pengalungan Bunga, Photo By Alumni SPG 88/dokpri

Meskipun acara reuni alumni sekolah guru, tapi setelah lulus tidak semuanya punya profesi sebagai pendidik. Yang jadi guru memang lebih lebih banyak. Namun ada sebagian yang melakoni kegiatan lain. Karena itu, saat reuni para alumni melupakan sejenak latar belakang pekerjaan mereka. Agar tidak terjadi sekat pemisah antara satu sama lain. Yang ada ketika itu hanya satu. Sama-sama sebagai alumni satu sekolah.

Begitulah yang terjadi saat acara reuni yang dikemas sekaligus kegiatan halal bi halal para bapak dan ibu guru Alumni SPG Bondowoso Jatim Lulusan tahun 1988. Alhamdulilah, setelah dua tahun prei karena pandemi, tepat pada hari minggu, tanggal 5 Juni 2022 para alumni bisa kumpul-kumpul lagi. Kali ini tempatnya dirumah salah seorang teman di Kabupaten Situbondo.

Acara reuni dibuat sesantai mungkin. Tidak serius. Meski begitu, ya namanya juga para guru, tetap memiliki insting mendidik kuat. Sesantai apapun bentuk acaranya, walau dalam porsi kecil, juga sempat menyinggung hal-hal serius. 

Menyangkut perkembangan pendidikan. Utamanya soal kebijakan Mendikbud Dikti terbaru. Dimana, sekolah diberi keleluasaan untuk memilih kurikulum. Bisa pakai kurikulum 2013, kurikulum darurat atau yang baru saja diluncurkan, kurikulum merdeka belajar.

Serius dikit gak papa, Photo By Alumni SPG 88/dokpri

Sekilas pengertian, Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum-2006. Kurikulum Darurat, merupakan kebijakan yang diambil pemerintah melalui Kementerian untuk mengatasi kesulitan belajar saat pandemi covid-19. 

Sementara Kurikulum Merdeka, tak lain pengembangan dan penerapan dari kurikulum darurat yang diaplikasikan untuk merespon dampak pandemi Covid-19.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline