Lihat ke Halaman Asli

Zabidi Mutiullah

TERVERIFIKASI

Concern pada soal etika sosial politik

Gapapa Pamer saat Mudik, Jangan Dipermasalahkan

Diperbarui: 13 April 2022   11:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Sepintas, pamer diartikan sebagai kegiatan menunjukkan kelebihan diri sendiri agar diketahui pihak lain. Kelebihan bisa berupa apa saja. Harta, kepandaian, pangkat atau beberapa kelebihan yang dipandang orang lain tidak punya. Atau kalaupun punya, tingkatannya ada dibawah diri sendiri.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI, disebutkan bahwa pamer adalah menunjukkan (mendemonstrasikan) sesuatu yang dimiliki kepada orang lain dengan maksud memperlihatkan kelebihan atau keunggulan untuk menyombongkan diri. Arti menurut KBBI ini, setidaknya memperlihatkan dua hal inti. Pertama upaya memperlihatkan. Kedua dengan maksud menyombongkan diri.

Dalam islam, pamer tergolong sebagai perbuatan syirik. Sebelumnya, perlu diketahui bahwa syirik itu ada dua macam. Pertama syirik besar. Yakni perbuatan menyekutukan Allah. Ini bukan jenis yang main-main. Tergolong sangat berat. Dosanya sulit diampuni. 

Kedua syirik kecil. Yakni perbuatan pamer atau riyak. Dalam hadits HR. Ahmad, Rasul SAW bersabda : "Sesungguhnya yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah syirik ashghar (syirik terkecil)." Para sahabat bertanya, "Apa itu syirik terkecil, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Yaitu riya' (pamer)". Maka sesuai sabda Rasul SAW ini, umat islam dilarang untuk pamer.

Tradisi pulang kampung yang dilakukan umat islam pasca lebaran, memang identik dengan fenomena pamer saat mudik. Ingin menunjukkan kelebihan hasil kerja keras. Berupa naiknya jumlah kuantitas benda-benda fisik. Anda ingin sukses pamer saat mudik..?. Gampang. 

Jika sebelumnya naik kendaraan umum, tahun ini bawalah motor. Jika sudah pernah bawa motor, berikutnya gantilah dengan mobil. Istri anda juga begitu. Jika sebelumnya cukup pakai perhiasan imitasi. Sekarang pakailah emas asli. 

Jika dulu emasnya hanya satu buah cincin kecil, sekarang pakailah sepaket perhiasan lengkap. Selain ada cincin dimasing-masing sepuluh jari, tambah pula empat gelang dan kalung leher yang beratnya hingga seperempat kilo. Persis toko emas berjalan. Jangan khawatir. Saya jamin, cara ini akan berhasil membuat anda juara. Dan meraih predikat suka pamer saat mudik

Namun ketahuilah, itu adalah perbuatan tidak terpuji. Keluar dari esensi mudik. Esensi yang sebenarnya tidak begitu. Lalu seperti apa..? 

Berikut saya paparkan sekelumit. Pertama, mudik yang dalam bahasa Jawa punya arti muleh sithik (pulang sebentar), adalah momentum untuk menjunjung tinggi tanah kelahiran. Salah satu kegiatan yang dilakukan, yakni ziarah ke makam para leluhur. 

Kedua, selain hendak merayakan lebaran dikampung, mudik juga diniatkan untuk menghilangkan penat. Dengan pulang ke kampung halaman, rasa capek fisik dan pikiran karena konsentrasi kerja yang berat selama satu tahun, menjadi sirna. Kembali fresh seperti sedia kala. Ketiga, mudik mengandung dimensi ibadah social. 

Mempererat tali silaturahim antar sesama umat islam. (Sumber rujukan NU Online, Mudik, Spiritualitas Nusantara Selasa, 4 Juni 2019).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline